Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

01 Juni, 2011

GENERASI QURANI

GENERASI QURANI

M.Rais Ahmad


“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan al Quran pada malam qadar (QS.97 :1)

“ Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan di dalamnya petunjuk bagi mereka
bertaqwa (QS.2:2)

Kita sudah sangat mengenal Kitab al Quran, mushaf, terjemahan dan tafsiran, kita dapat peroleh dengan mudah. Malahan cukup dengan VCD yang memuat 30 juz dengan suara dan terjemahannya. Sebagai orang yang beriman kita juga tak meragukan lagi kebenaran al Quran, apalagi dijelaskan pada QS.15:9 (al-Hijr): “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al Quran dan pasti kami pula yang memeliharanya”.

Persoalannya; sudahkan al-Quran itu menjadi petunjuk orang Islam? Petunjuk al-Quran bukan semata dibidang ibadah mahdloh dalam arti menjalin hubungan dengan Allah SWT secara vertikal semata, tetapi juga sekaligus petunjuk dalam amal sosial, bermuamalah dengan sesama manusia, bahkan dengan lingkungan alam meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan segenap makhluk Nya di dunia ini. Petunjuk dalam semua aspek hidup dan kehidupan menuju rahmatan lilalamin, damai dan sejahtera lahir bathin, dunia akhirat! Sebagai petunjuk dalam hidup, seyogianya tiap langkah dan kegiatan kita disesuaikan dengan Quran dan berikut Sunnah Nabi sebagai juklak dan juknis.

Cara beribadah kita seperti shalat, puasa, zakat dan haji sudahkah sesuai dengan Quran dan Sunnah?. Jika sudah klop, maka pelaksanaan ibadah-ibadah itu akan berdampak positif dalam kehidupan umat dan bangsa ini. Sebagai contoh; shalat, QS 29:45 (al-Ankabut) ; “sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Sebanyak orang yang shalatnya sudah benar, berarti sebanyak itu pula perbuatan-perbuatan maksiyat dapat dihindari. Namun dalam kenyataan masih banyak kemaksiyatan terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Demikian pula kesadaran berzakat, berinfaq, bersodaqoh dan sebagainya. Sesungguhnya dapat menyelaraskan hubungan orang berpunya dengan orang yang tidak berpunya sehingga menghilangkan jurang perbedaan antara dua kelompok masyarakat itu. Demikian juga dampak positif berpuasa dan berhaji, semua akan membuat harmonis sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Jika aspek ibadah vertikal beres, ditambah pula beresnya aspek muamalah (horizontal) maka kita yakin Rahmatan lil alamin, kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan hidup di masyarakat, bangsa dan pergaulan dunia akan dapat terwujud.

Bagaimana Al Quran menjadi petunjuk.

Mengetahui Al Quran sebagai petunjuk, baru sebatas pengetahuan yang dihasilkan akal pikiran. Untuk mendalami lebih lanjut diperlukan pemahaman dan penghayatan yang menjadi wilayah qalbu. Proses berikutnya barulah sampai ke wilayah amal, perbuatan dan perilaku. Proses tersebut diatas ternyata telah diajarkan pula oleh Al Quran melalui QS 96: 1-5 (Al Alaq) yang intinya pada perintah Allah untuk membaca! Membaca atas nama Tuhan; membaca tentang penciptaan diri manusia.

Dengan membaca maka Allah akan memberitahukan sesuatu yang belum diketahui menusia sebelumnya. Karena itu membaca adalah kuncinya ilmu. Sementara itu Nabi Muhammad Saw mewajibkan muslim laki laki dan wanita untuk menuntut ilmu sejak dari ayunan hingga menuju liang lahat! Jadi langkah awal untuk mengetahui Al Quran sebagai petunjuk dimulai dengan membacanya. Membaca Al Quran terus menerus tanpa henti. Tak ada hari tanpa membaca Al Quran. Dari situlah akan muncul keingin tahuan atas bacaan itu, kemudian datanglah kefahaman makna dan pengertian dari bacaan itu. Proses berikutnya menimbulkan keinginan untuk mengamalkannya dalam tingkah laku keseharian yang dinamakan akhlaq Qurani yang didambakan itu. Ketika belum berapa lama Muhammad Saw wafat, Aisyah r.a ditanya oleh para sahabat, bagaiman akhlaq Rasullah semasa hidup beliau, Aisyah r.a terdiam agak lama, lalu menjawab dengan tegas bahwa beliau berakhlaq Quran!
Inilah barangkali yang kita bayangkan mengenai Generasi Qurani itu?

( Alumni Ulil Albab, Dewan Penasehat ICMI, Mantan Rektor UIKA,Dll )

adds