Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

24 September, 2013

Apa itu OCD (Obsessive Compulsive Disorder) ?

Obsessive Compulsive Disorder atau yang sering disebut OCD mungkin nama yang jarang atau bahkan tidak pernah kita dengar sebelumnya, padahal penyakit yang satu ini adalah penyakit yang banyak diderita oleh orang-orang disekitar anda, atau bahkan anda sendiri.

Lantas apa sebenarnya OCD itu,

Menurut Psikolog BAITUROKHIM, OCD dalam bahasa Indonesianya sering disebut dengan Gangguan Obsesi Kompulsi. Secara bahasa, obsesi mengarah pada hayalan pikiran yang mendorong untuk terus mengulangi sebuah perilaku. Kompulsi merupakan bentuk tekanan yang terus menerus untuk melakukan. jadi seseorang disebut dengan gangguan obsesi kompulsi jika dalam pikiran dan tindakanya selalu menginginkan terus memgulang-ulang.

Dalam hal ini penderita masih dalam kondisi mental yang sadar, namun mereka tidak mampu untuk mencegahnya. gangguan ini pula sering disebut dengan gangguan kecemasan (anxiety), dimana yang bersangkutan mengalami kecemasan berat yang akhirnya terakumulasi dengan munculnya gangguan OCD tersebut. gangguan ini dalam bahasa Psikologi masuk dalam gejala neurotik--dimana ybs masih normal namun tiada kuasa untuk menghindarkanya.

Contoh yang terjadi antara lain sebagai berikut: 1). Seorang isteri asal Bandung mengalami OCD dalam bentuk perfeksionis--dimana ybs terus saja mengontrol dan bekerja membersihkan rumah, menyapu, mengepel, dst. barusan disapu dan dipel namun terus diulang-ulangi. Setelah digali ternyata persoalanya adalah dampak dari suami yang kejam terhadap isterinya. Suaminya terus-terusan memarahi isterinya jika rumah terus kotor, tidak rapi. Sepulang kerja sang suami meski marah2 karena kondisi kebersihan dan kerapihan rumahnya. Konflik sekian lama terjadi akhirnya sang isteri mengidap OCD Atau anda melihat seseorang yang akan tidur malam. Ybs terus menerus mengecek lagi pintunya sudah dikunci atau belum jika demikian diulang2 disebabkan karena kekhawatiran atau kecemasan maka ybs mengidap OCD.

Dalam prevalensi--angka kejadian OCD dicatat lebih banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini kemungkinan kaum perempuan cenderung mudah merasa cemas dibanding kaum laki-laki. Jika kaum lelaki pada umumnya lebih rasional, tegas dan berani menghadapi realitas, dst, maka kemungkinan hal tsb menyebabkan penderita OCD lebih banyak kaum perempuan. Dalam perkiraan ada 2.5% penderita gangguan jiwa yang mengalami OCD.

Apa penyeban dari OCD?
Setahu saya penyebabnya banyak ya. Ada banyak teori tentang hal ini. Namun menurut saya antara lain lebih didominasi oleh konflik-konflik pribadi yang berlanjut pada kecemasan. Kecemasan yang terus mendalam tidak terselesaikan maka akan mengakibatkan OCD. Walau ada ahli lain mengatakan ada faktor keturunan (genotip) ya serba mungkin, namun menurut saya lebih dekat jika menyoroti dari sisi dampak konflik dalam sebuah interaksi sosial.

Bagaimana cara menyembuhkannya?
Cara penyembuhan setahu saya juga ada beberapa pendekatan. Namun satu diantaranya adalah pendekatan perubahan pemahaman (kognitif) yang mendasar. Atau penyembuhan sesuai akar persoalanya. Jika kasus sang ibu runah tangga tersebut di atas maka harus islah baik-baik antara suami dan isteri. Obatnya ada di suaminya untuk memaafkan dan meyakinkan sang isterinya.

Untuk kasus lainya disarankan ybs dipaksa untuk berani meninggalkan dengan tegas apa yang meragukan. Mislanya OCD dalam bentuk ragu apakah pintu sudah dikunci atau belum maka ya pastikan dengan mata kepala, atau jika diperlukan menggunakan saksi teman-setelah itu yakinkan untuk tidak melakukan lagi. jadi harus ada keberanian untuk meninggalkan apa yang dinilai meragukan.
NAMUN BAGAIMANA JIKA ANDA MENEMUKAN ADA MAHASISWA KETIKA MENGERJAKAN SOAL UJIAN MENGALAMI KERAGUAN MENJAWAB SOAL UJIAN KEMUDIAN TEROBSESI MEMBUKA CATATAN DISEBABKAN MENGALAMI KERAGUAN, MAKA DALAM KONTEKS INI TIDAK MASUK DALAM GANGGUAN OCD--MELAINKAN MAHASISWA PEMALAS.
BAGAIMANA PULA JIKA SANG DOSEN BERKALI-KALI TIDAK MASUK MEMBERIKAN PERKULIAHAN---MAKA LAGI2 BUKAN GANGGUAN OCD MELAINKAN DOSEN PEMALAS


BAITUROKHIM (Psikolog dan Master Asesor BNSP).
founder Yayasan Lembaga Bantuan Psikologi Islam Indonesia
http://www.psikologi-islam.com

adds