Biro SKRIPSI, Jalan mulus untuk lulus ?

Ilustrasi: Skripsi Bayaran

 Bukan hal yang baru memang, maraknya penggunaan jasa biro SKRIPSI merupakan sebuah fakta mengejutkan pengenduran moralitas intelektual bangsa, realitas seperti ini merupakan fakta kemunafikan intelektual yang semakin menggejala dalam dunia pendidikan nasional.

Dengan berbekal skripsi buatan hasil karya biro pembuatan skripsi, para oknum mahasiswa mengaku skripsi yang dibawanya tidak lain adalah buah karya pribadinya, lengkap beserta rumusan ide yang dibangun.
Fenomena ini merupakan indikasi mengendurnya moralitas intelektual bangsa yang cenderung berorientasi pada pragmatisme dan mengesampingkan idealisme. Realitas seperti ini akan mencoreng kesucian dunia pengetahuan.

Fenomena merebaknya eksistensi biro jasa skripsi. Berfaktor pada Mulai dari lemahnya sistem pembelajaran, faktor pengajar yang tidak komunikatif dalam memberikan bimbingan, hingga ulah nakal pengelola biro skripsi yang secara sengaja menjadikannya sebagai mata pencaharian.

Salahsatu biro skripsi ketika dikonfirmasi, umumnya mengaku profesi yang dilakoninya semata-mata hanya mengikuti permintaan pasar yang secara kebetulan kuantitasnya terus meningkat. Rata-rata keuntungan perbulannya bisnis yang mereka jalani ini bisa meraup keuntungan hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah, dengan di bandrol mulai harga Rp350 ribu hingga Rp5 juta rupiah, mereka mengclaim standar penulisan sesuai standar karya ilmiah tanpa plagiarism dan orisinalitas dapat dipertanggungjawabkan, dimana setiap pesanan dibuat secara khusus tanpa duplikasi.  Layaknya dunia perdagangan, semakin tinggi permintaan pasar akan suatu kebutuhan, maka semakin banyak pelaku bisnis yang berusaha dan berlomba-lomba memenuhinya guna mengeruk keuntungan.

Menurut Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Universitas Ibn Khaldun Bogor, Dr. H. Ruhenda., Biro pembuatan skripsi merupakan bentuk pengingkaran terhadap kemampuan intelektual seorang mahasiswa. Sekilas, para mahasiswa pengguna jasa biro skprisi akan merasa terbantu lewat kemudahan dalam pembuatan skripsi secara praktis, cepat dan efisien. Namun sebenarnya, mereka tak ubahnya dengan golongan mahasiswa yang merugi.

Bertahun-tahun mereka bergelut dengan buku guna memahami basis kompetensi keilmuan yang digeluti selama perkuliahan. Setelah melalui fase pertarungan wacana, ide-ide segar yang diperoleh selanjutnya akan diimprovisasikan dalam bentuk penelitian mereka malah menggadaikan nilai luhur Ilmu yang dia tekuni dengan membeli karya palsu buatan orang lain.