Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

25 Oktober, 2013

Kampus dan Pendidikan demokrasi



Layaknya calon presiden negara, 3 pasang calon presma dan wapresma UIKA Bogor 2013 mengikuti debat kandidat, yang diselenggarakan oleh Komisi pemilihan raya mahasiswa (KPRM) UIKA, yang diselenggarakan di auditorium Prof. Abdullah Sidik Kampus Universitas Ibn Khaldun Bogor (21/10/13).

Suasana pun begitu meriah, sesaat ke tiga calon kandidat ini di panggil untuk mengisi tempat yang telah disediakan oleh panitia, masing masing pendukung dari tiga kubu calon inipun adu suara dan unjuk dukungan untuk calon yang mereka usung. Itulah gambaran nyata praktik langsung pendidikan demokrasi yang dilakukan dikampus.

Debat Kandidat Presma dan wapresma UIKA Bogor

Menurut Nurdin Al-Azies cara paling strategis untuk mempelajari demokrasi dikampus adalah terjun langsung pada lembaga-lembaga pemerintahan kampus, seperti BEM, MPM, DPM, DLL, yang tersedia sebagai lembaga struktural syah pemerintahan kampus, apapun nama lembaganya di tiap-tiap kampus, yang pasti pendidikan demokrasi akan didapat bagi mereka yang masuk di organisasi tersebut, makanya tidak heran tokoh-tokoh politik di Indonesia saat inipun dulunya minimal mereka merasakan menjadi bagian dari lembaga tersebut.

Selayaknya pendidikan demokrasi dikampus di orientasikan kepada pembangunan karakter kepemimpinan mahasiswa yang kedepan merekalah yang akan menggantikan para pemimpin-pemimpin saat ini, dimana mereka harus siap dengan situasi yang ada, dengan perbedaan-perbedaan yang muncul dan dengan konflik kepentingan yang terjadi, disitulah peran pendidikan demokrasi diperlukan.

Bagi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIKA Bogor, Hariansyah, ST., MT, pendidikan demokrasi dikampus salah satunya di implementasikan pada pemilihan raya mahasiswa, mahasiswa berperan aktif memilih secara langsung pemimpinnya, dan hari ini (senin/21), sedang di adakan debat kandidat para calon, guna memperlihatan sosok-sosok pemimpin bagi seluruh mahasiswa agar tidak salah pilih menentukan wakilnya dan sebagai pembelajaran tentunya bagi sikap demokrasi agar kedepan mereka tidak kaget bila menjadi pemimpin bangsa.

bagi harianyah, siapapun yang terpilih kedepannya menjadi Presiden Mahasiswa UIKA 2013-2014, yang pasti mereka harus ingat, BEM berada pada naungan universitas, itu artinya sudah seharusnya mereka menyesuaikan diri dengan apapun yang menjadi peraturan kampus, sesuaikan visi misinya, sesuaikan tujuannya dan yang paling terpenting mereka harus mau medukung penerapan Islamisasi sains dan kampus di kampus, sebagai program unggulan rektor priode ini.

adds