Memanfaatkan berbagai peluang dari berbagai masalah.
Oleh : Nurdin Al Azies
CEO Centra Kreatifitas Mahasiswa
Guys, kalo kita berOleh : Nurdin Al Azies
CEO Centra Kreatifitas Mahasiswa
bicara masalah kehidupan mahasiswa, terkadang kita bisa tertawa mengingat-ingat masa-masa cerah yang mewarnai kehidupan kita sebagai mahasiswa, atau bisa saja mengerutkan dahi bila mana kita mengingat masa-masa suram yang sering menghampiri. Apa lagi sebagian besar mahasiswa biasanya tidak tinggal dengan keluarga atau orangtuanya melainkan biasa nge-Kost atau ngontrak. Emm.. tambah kompleks aja masalah yang dihadapi.Ya, inilah kehidupan mahasiswa yang penuh intik dan romantika kehidupan, banyak persoalan yang dihadapi, seharusnya justru membuat kita jauh lebih dewasa, lebih matang dalam melihat permasalahan-permasalahan hidup ini.
Nurdin Al azies : Ceo Centra Kreatifitas Mahasiswa
Yang paling mengerikan adalah ketika ibu kos datang mengetuk pintu, pertanda wajib hukumnya kita mengeluarkan kocek kita untuk bayar kosan. Jika tidak, alamat kita tidur di lantai masjid kampus atau halte bis.. hahah... menyedihkan bila sampai demikian. Apalagi kalo kaitannya dengan masalah perut, tak ada lagi kata kompromi deh..!
Jauh-jauh datang dari kampung, sebagai wakil daerahnya masing-masing seharusnya menjadi pemicu untuk kita bisa sukses menjadi mahasiswa, jangan mengecewakan kedua orang tua dengan tingkah dan kelakuan yang sok kaya padahal ga punya, atau berpenampilan pengen keren padahal boke, dan sebagainya yang malah membuat hidup kita jadi ga tentram.
Pikirkan kembali untuk apa kita datang jauh-jauh dari daerah, kalo bukan untuk menuntut ilmu demi kesuksesan hidup kita, jangan berfikir mentang-mentang calon sarjana atau akan menyandang gelar Strata I, menjadikan kesuksesan adalah mutlak bisa anda raih, pertanyaannya “sudah dapat ilmu apa yang bisa menunjang kehidupan kita saat ini?”, atau satu lagi “Sudah lulus kuliah? Kerja dimana?” nah biasanya kalo sudah muncul pertanyaan seperti ini di masyarakat, biasanya kita bingung untuk menjawab itu semua.
Tuntutan masyarakat terhadap lulusan perguruan tinggi begitu tinggi, sehingga dianggap aneh kalau tidak kerja. Sementara lowongan kerja tidak kunjung datang. Belum lagi, posisi kita sebagai anak yang bisa jadi membebani orang tua baik secara fisik maupun psikis.
Lalu bagai mana cara mengatasi semuanya ?
Pleace deh..! jangan skeptis begitu, sesungguhnya peluang itu silih berganti berseliweran atau bahkan melintas-lintas disaat kita berjalan, disaat kita berbaring, disaat kita duduk, saat kita berjalan. tinggal bagai mana caranya kita mampu untuk menangkap peluang yang melintas di depan mata kita.
Saya ingin bercerita saja sedikit mengenai bagaimana awalnya saya bisa memulai usaha dibidang jasa multimedia dan desain grafis dan hingga saat ini berkembang menjadi usaha berbentuk barang, seperti kaos, hendycraft, aksesories, dll.
Berawal dari hobi saya menggambar atau melukis dan didukung dari latarbelakang orang tua yang kreatif, sehingga ada satu pepatah “apa yang dipegang dia yang tadinya tidak berharga bisa menjadi emas” itu menjadikan satu modal besar yang saya bawa dari awal hingga akhirnya waktu SMA saya sekolah dibidang IT, memungkinkan saya untuk mencoba berbagai peruntungan disitu.
Saya adalah orang yang hobi berorganisasi, sehingga saya menjadi orang yang aktif diberbagai kegiatan disekolah, hal ini menjadi pemicu awal unuk saya terjun dibidang yang sekarang jalani. Pada awalnya kita yang kesulitan ketika akan mengadakan kegiatan biasanya, minimal publikasi yang menarik merupakan modal awal kesuksesan mengadakan acara. Orang akan tertarik kalo pamplet yang kita tempel juga menarik, gampang dibaca, desainnya bagus. Pada awalnya seperti itu, hingga saya berfikir bagaimana caranya saya bisa menguasai corel atau photoshop. Dan suatu ketika saya mencoba untuk mendaftar kursus di suatu instansi tempat kursus di deket sekolah dan ternyata hargganya tidak sanggup dikantong saya. Dan akhirnya saya hanya mengikuti kursus percobaan selama 2 hari di tempat itu dan akhirnya keluar. Ternyata ilmu itu mahal juga ya...
Akhirnya saya memutuskan diri untuk belajar dari buku dengan autodidak. Dan akhirnya ternyata bisa juga, walau belum begitu mahir. Lama kelamaan pamplet, spanduk di acara-acara kegiatan sekolah mulai bisa berwarna dengan desain yang sedikit cerahlah.. hingga suatu saat setiap ada kegiatan sekolah saya sering di suruh untuk membuatkan, dan pada akhirnya inilah yang bisa saya manfaatkan sebagai peluang usaha, dengan bermodal muka manis didepan kepala sekolah dan sedikit teknik berkomunikasi, hingga semua proyek yang berkenaan dengan pengadaan barang, dan promosi semuanya diserahkan kepada saya. Seperti spanduk promosi sekolah, pengadaan seragam, baju olahraga, plakat, id card, dll semuanya diserahkan kepada saya. Inilah menjadi awal didalam saya berkarier. Sayang nya pas lulus sekolah bisnis pun ikut lulus.
Hingga saya kuliah, kegiatan bisnis serupa pun coba saya rintis kembali dengan pendekatan yang sama, sampai saat ini saya tercatat mahasiswa smester 6, hanya semester awal saja saya bayaran, selebihnya Gratis sampai smester 7. Kemudian saya mahasiswa satu-satunya yang tercatat sebagai karyawan paruh waktu di kampus dan berada di posisi strategis dibidang SUMBER DAYA INFORMASI dan kehumasan. Menurut saya ini merupakan peluang besar yang tak bisa saya sia-siakan begitu aja.
Karena setidaknya berbagai proyek ada disitu.
Initinya sambil dapetgaji dapet bisnis juga he....!
Sunggu bersyukur saya kepada Allah yang selalu memberikan berbagai kemudahan kepada saya hingga saat ini, dari awal kuliah saya pernah beberapa kali kerja diberbagai tempat tentunya paruh waktu juga, dari mulai di harian umum ( Wartawan Koran ), Yayasan Sosial hingga perusahaan konsultas IT yang kami rintis bersama-sama dosen hingga berjalan kuranglebih hampir 2 tahun dan sekarang perusahaannya sudah mati suri, karena kami kurang fokus untuk menggelutinya.
Saat ini saya yakin bahwa jalan menjadi enterpreneur atau wirausahawan lah yang cocok dengan karakter saya.
Menjadi wirausahawan merupakan alternatif solusi dalam menjemput pintu-pintu rizki, karena didalam sebuah hadits menyatakan 9 dari 10 pintu rizqi adalah dari dagang, maka atas landasan inilah saya mencoba, disamping bergerak dibidang jasa pembuatan desain dan mutimedia kini melengkapkan diri dengan menambah penjualan produk dibidang Hendycraft, aksesories, dan pakaian baik kemeja, kaos dll.
Intinya kalo kita berusaha pastilah kita bisa! Jadi mahasiswa jangan konsumtif tapi kreatif, mumpung jadi mahasiswa, sesungguhnya banyak sekali peluang didepan kita, asalkan kita mau tidak! untuk memulai karir kita pada saat ini. Intinya kita akan mendapatkan penghasilan dengan konsekuensi harus bisa membagi waktu dengan kuliah. Ini adalah resiko yang yarus dihadapi. Lagian saya ini adalah antangan dari kekurangan yang saya hadapi, jika saya ingin tetap kuliah maka saya harus tetap mampu menghasilkan.
Terkadang saat ini saya sering berfikir kalo kita kuliah hanya untuk mendsapatkan nilai baik atau gelar saja. Untuk saat ini, sory Guys ga akan kepake.. jaman sekarang yang dipaka adalah Skill kita. Sejauh mana kita mampu menguasai kerjaan-kerjaan kita, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu menghasilkan ide atau gagasan yang briliand, mampu melakukan managemen SDM maupun sumberdaya-sumberdaya lainnya, inilah yang akan menjadi modal kita. Setidaknya kalautoh tidak jadi wirausaha hal ini akan bermanfaat ketika kita jadi pekerja.