Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

Tampilkan postingan dengan label UMUM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label UMUM. Tampilkan semua postingan

14 Juni, 2017

Ketika Hinaan, Cacian dan Makian Menghampirimu

Rabu, Juni 14, 2017

Kita memang ga bisa membuat semua orang suka kepada kita,
ada kalanya kita harus bisa menerima penilaian jelek orang lain terhadap kita.
ketika hinaan, cacian dan makian datang kepada mu,
merasa sakit hati diawal memang wajar, 
namun yang terpenting jangan pernah jadikan hal tersebut sebagai beban yang menghambatmu untuk berkembang.

Kamu yang masih diremehkan, dan direndahkan orang lain..ingat hal-hal ini:
1. Mereka yang menghinamu tak selalu lebih baik darimu. Bisa saja mereka hanya iri dengan kelebihan yang kamu miliki, memikirkan secara berlebih hinaan orang kepada mu hanya membuang energi.
2. Setidaknya dengan mereka menghinamu, artinya mereka juga memperhatikanmu. Apapun itu, ambil sisi positif dari setiap hinaan yang ditujukan kepadamu.
3. Bullyan dan hinaan itu bukan akhir dunia. Ingat, yang penting adalah pembuktianmu di masa depan.
4. Orang menilai kamu hanya sesaat, tapi kamu yang menjalaninya tau betul prosesnya dalam berjuang, jadi kamu harus tenang dan selesaikan perjuanganmu hingga menang.
5. Jangan membalas hinaan dengan hujatan, jika demikian apa bedanya antara orang yang menghina dan orang yang menghujat.
6. Walau sakit dan terkadang ga bisa kita terima, tapi hinaan adalah obat mujarab untuk kamu bisa memperbaiki kualitas diri, terimalah dengan ikhlas.
7. Hinaan itu tidak akan melekat pada diri orang yang dihina apabila kamu bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi hinaan tersebut. Hinaan itu justru akan berbalik dan melekat kepada diri orang yang melontarkan hinaan itu.
8. Hinaan adalah vitamin. Vitamin bagi mereka yang selangkah lagi mampu meraih kesuksessan, vitamin bagi mereka yang membutuhkan amunisi untuk menggerakkan mesin berpikirnya, vitamin untuk menghasilkan ide-ide kreatifnya, dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh, agar terhindar dari penyakit menular, yaitu penyakit menghina orang lain.
9. Terkadang pujian yang membuatmu bangga diri, bisa jadi melalaikan dan meruntukhanmu, tapi cacian, makian dan hinaan bisa jadi mengingatkan mu bahwa kamu harus bangkit dari leha-lehamu.
10. Jangan pernah tumbang sama cacian dan makian orang, karena yang mencaci dan memaki kita, mereka bukan siapa-siapa, masih ada orang-orang yang layak kita perjuangkan, mereka yang ada untuk kita, yang selalu mendampingi, mendukung dan menyemangati perjuangan mu.. oleh karenanya kamu masih layak jadi kebanggan mereka.

Nurdin Al-Azies
19 Ramadhan 1438 H

♫ NASIHAT UNTUK DIRIMU YANG SEDANG MENANTI. ♫

Rabu, Juni 14, 2017


Engkau yang tertulis dilauhulmahfud..
Engkau adalah rahasiah terbesar ku
kehadiran mu akan menyempurnakan hidupku..

Kau yang ku sebut didalam do'a ku..
engkau tulang rusuku yang hilang..
kehadiran mu menyempurnakan Iman ku

Bersabarlah dalam pentian mu
Ikhlas berharap dan trus menanti..
kau yang akan menjadi makmum dihidupku
bersabarlah menanti kedatang ku
tetap yakinlah bahwa aku kan datang menjemputmu.
menyempurnakan separuh agama kita.

Jika kau kesepian, mintakan doamu
untuk mempercepat takdir kita bersama..
tak usah risau
bagi ku..
kamullah harapan dan masa depan ku
maka dari itu jagalah pandangamu,
akupun berusaha demikian.
sampai saat nya tiba..

Kesendirian dalam penantian yang menjaga iman
jauh lebih mulia dari pada
berpasangan namun penuh ketidak baikan
maka ingatlah...!
rencana Allah itu lebih indah
dari apa yang kita bayangkan
bersabarlah..!
sampai ku datang dengan gagah pada ke dua orang tuamu.
hingga menyatakan janji yang akan mengikat kita bersama
membangun Surga, selama-lamanya..

dari Calon Imam Mu
Nurdin Al-Azies
17 Ramadhan 1438 H

12 Oktober, 2014

GADAIKAN SK DPRD,PANTASKAH DILAKUKAN WAKIL RAKYAT YANG TERHORMAT

Minggu, Oktober 12, 2014
                              Ilustrasi: Gadai SK DPRD

Anggota DPRD adalah pejabat negara di daerah, mewakili rakyat daerahnya yang mendapat dukungan rakyat lewat konstituennya. Kedudukan anggota Dewan cukup terhormat di tengah rakyat yang diwakilinya. Seyogyanya anggota Dewan yang telah dilantik menyimpan SK yang telah diterimanya sebagai simbol dukungan rakyat yang telah memilihnya dan menjadi bukti keabsahan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat dalam pemerintahan di daerah. Sesuai amanat Konstitusi, negara melindungi segenap warga negara, negara melalui pejabatnya mensejahterakan seluruh rakyat dan mencerdaskan bangsa.


Tugas pokok para pejabat negara termasuk anggota DPRD mestinya menjadi perhatian utama karena itu fokus terhadap pelaksanaan amanat konstitusi yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 itu. Mengingat tugas berat yang diamanahkan oleh Konstitusi itu paling tidak langkah pertama yang seharusnya dilakukan oleh wakil-wakil rakyat itu menyusun agenda yang akan dilaksanakan ke depan untuk masa bakti lima tahun. Seorang negarawan akan menempatkan dirinya sebagai wakil rakyat secara keseluruhan setelah resmi dilantik sebagai anggota DPRD setempat, meskipun dalam pelaksanaan pemilihan umum legislatif, dia dicalonkan oleh partai politik tertentu dan dipilih oleh konstituennya yang terbatas. Sikap negarawan yang seharusnya dimiliki oleh setiap anggota legislatif baik di pusat maupun di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota. 

Sebagai wakil rakyat mereka berbicara dan bertindak atas nama dan untuk rakyat yang diwakilinya, bukan lagi sebatas wakil Parpol yang mengusungnya dan konstituen yang memilihnya. Seorang diplomat ulung yang pernah dimiliki oleh bangsa ini. Mr.Moh Roem, dikenal dengan perundingan Roem-Royen antara pemerintah Indonesia-Belanda, ketika terpilih menjadi pejabat tinggi negara didatangi oleh konstituen dari partainya Masyumi untuk berbagi fasilitas, Moh.Roem menyatakan dengan tegas tapi santun bahwa ketika ia resmi diangkat oleh negara maka amanat diatas pundaknya bukan lagi sebatas untuk partai dan anggotanya semata tetapi amanat itu sudah melliputi bagi seluruh rakyat Indonesia. Untunglah waktu itu konstituen dan partainya memahami betul hakikat seorang peminan publik yang dipercaya oleh rakyatnya sehingga selamatlah ia dalam menjalankan amanat rakyatnya dan dikenang sampai kini sebagai seorang negarawan yang teguh pada pendirian dan senantiasa membela kebenaran meskipun terhadap lawan politiknya. 

Fenomena yang akhir-akhir ini muncul kepermukaan cukup memprihatinkan adalah wakil rakyat di daerah ramai-ramai gadaikan SK DPRD segera setelah dilantik dan memperoleh Surat Keputusan sebagai anggota DPRD untuk mendapatkan pinjaman uang dari Bank. Uang pinjaman itu diperlukan untuk mengembalikan pinjaman dan menutup biaya masa kampanye pada pelaksanaan Pileg beberapa waktu yang lalu. Transaksi dengan Bank melalui jaminan SK DPRD dan pengembalian pinjaman lewat pemotongan honor sebagai anggota DPRD disepakati untuk waktu tertentu. Bisa dibayangkan seorang wakil rakyat yang akan menjalankan amanat rakyat dengan sepenuh perhatian, paling tidak pendapatannya berkurang tiap bulan karena dipotong untuk pengembalian pinjaman Bank, sehingga dapat memecah konsentrasi pekerjaan pokoknya sebagai wakil rakyat yang bertanggungjawab untuk mencukupkan kekurangan pendapatan perbulannya. Mereka yang menggadaikan SK DPRD, dimungkinkan biaya pencalonannya tidak dipenuhi oleh Partainya, sehingga ia jalan sendiri dengan biaya sendiri atau meminjam kepada teman atau bisa juga dibiayai oleh sponsor yang memang menyediakan dana untuk itu. Itulah barangkali yang sering disebut oleh media dengan istilah politik transaksional. Biasanya penyandang dana akan memilih calon yang potensial bisa terpilih, sehingga transaksi itu bisa berlanjut setelah calon legislatif terpilih menjadi anggota dewan. Beruntung bagi mereka yang terpilih, bagaimana pula nasib para Caleg yang gagal yang juga sudah banyak menggunakan uang pinjaman, sehingga harus menjual rumah, kendaraan dan barang berharga lainnya untuk mengembalikan hutangnya. Pernah ditulis di Media seorang caleg dari daerah yang gagal dan menggelandang ke Jakarta dan ditemukan wartawan sedang duduk lesu di tangga masjid, ternyata ia sedang menjajakan ginjalnya ke beberapa Rumah Sakit untuk membayar hutang-hutangnya selama kampanye Pileg yang ia ikuti di daerahnya. Kita yang mengikuti laporan wartawan itu ikut trenyuh. Malahan beberapa tahun yang lalu kita sempat menyaksikan disiaran TV seorang calon Kepala Daerah yang gagal, kehilangan segala-galanya yaitu rumah, kendaraan, usaha yang ditekuninya, juga istrinya dan yang amat tragis yang bersangkutan kehilangan kesadaran diri. Hal itu ditayangkan oleh stasiun TV yang bersangkutan berjalan di jalan raya dengan pakaian minim. 

Ternyata praktek Gadai SK DPRD sudah lama terjadi, pihak Bank menyatakan yang penting dengan jaminan SK itu dan kesepakatan pemotongan honor DPRD tiap bulan itu merupakan jaminan pinjaman akan kembali, kecuali jika anggota dewan itu diberhentikan karena kasus korupsi. Seorang anggota Dewan menjawab pertanyaan wartawan bahwa praktek ini telah menjadi hukum adat. Malah ketua DPRD Kota Cimahi dan 35 anggota Dewan yang menggadaikan SK tidak mempermasalahkan praktek itu, tidak ada aturan yang dilanggar. Sekretaris Dewan Kota Cimahi menjelaskan, dia memfasilitasi anggota Dewan yang akan meminjam uang dengan pihak Bank. 


Dalam sistem hukum kita telah berlaku norma yang dipatuhi di kalangan masyarakat, malah jauh sebelum masuknya sistem Civil Law atau sistem Continental yang dibawa oleh Pemerintah Hindia Belanda, norma itu sudah mendarah daging dalam masyarakat. Sampai sekarang masih berlaku hierarkhi norma itu, dimulai dari norma Sopan santun, norma Kesusilaan, norma Agama dan norma Hukum. Bagi bangsa berbudaya tinggi dan berkeadaban tidaklah cukup Cuma mengandalkan aturan hukum semata-mata dan mengabaikan norma-norma yang lainnya, karena dibalik itu ada Kepatutan, apabila dilanggar masyarakat menilai negatif terhadap si pelanggar Kepatutan itu. Betapa perasaan keadilan masyarakat terusik ketika putusan pengadilan hanya mengandalkan aturan perundang-undangan semata dan mengabaikan norma dan rasa keadilan yang telah mereka miliki secara turun temurun. Banyak contoh yang telah dipaparkan oleh Media seperti kasus mengambil sandal jepit, mengambil buah kakao yang sudah jatuh,kasus Prita dan banyak lagi. Kehalusan rasa yang diasah oleh norma telah dianut dan dipelihara sejak lama oleh masyarakat kecil hendaknya juga dapat dirasakan dan dimilki oleh para pejabat negara baik di Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif apalagi anggota Dewan yang dipilih langsung oleh rakyat. 

Memang, pantas tidaknya menggadaikan SK DPRD itu, tentu tergantung pada sensitifitas masing-masing pribadi kita. Bagi mereka yang telah dipilih oleh rakyat dengan pengharapan menjadi pembawa aspirasi mereka yang umumnya masih melekat norma-norma lama yang mereka warisi dari generasi awal bangsa ini. Tak semua warisan lama itu buruk, namun diyakini masih ada mutiara yang dapat diunggulkan untuk mengangkat bangsa ini menjadi bangsa terhormat.
Ditulis: M.Rais Ahmad

26 Desember, 2013

Prostitusi ala mahasiswa..

Kamis, Desember 26, 2013
ilustrasi (plus.google.com)
PRAKTIK prostitusi memang tak mengenal ruang dan waktu.Bisnis esek-esek ini sudah merambah ke segala penjuru, tak terkecuali di kalangan mahasiswa di sejumlah universitas di Bogor. Sebagian oknum generasi intelek ini, tak sedikit yang terjerumus ke dalam jaringan prostitusi. Edi (bukan nama sebenarnya), mahasiswa yang kerap berperan sebagai ‘calo’ wanita panggilan, mengaku mengetahui cukup banyak seluk-beluk bisnis ini. Dia dikenal sebagai penghubung antara wanita yang hendak menjajakan diri kepada para mahasiswa hidung belang.

Meski banyak perempuan yang ditawarkan Edi di bawah usia 20 tahun, mereka bukan berasal dari kalangan mahasiswi. Awal mula perkenalan Edi dengan wanita yang kini menjadi rekan bisnis terlarangnya itu, dimulai dari pergaulan malam di sebuah tempat karaoke di selatan Kota Bogor. Saat itu, Edi diminta memasarkan salah satu dari wanita pemandu lagu di karaoke tersebut untuk dikenalan kepada teman-teman mahasiswa lain.

“Bila dia (wanita komersial) buka harga Rp1 juta, maka saya tawarkan ke pelanggan bisa sampai Rp1,5 juta. Itu pun atas persetujuan wanita komersial tersebut. Bisa diistilahkan sebagai komisi,” papar Edi kepada Radar Kampus. Seiring berjalannya waktu, Edi semakin dalam mengenal wanita yang kebanyakan berasal dari kawasan Cisarua itu. Meski Edi hanya bertugas sebagai calo dan mengantarkan perempuan sampai ke tangan pelanggan, tidak kecil risiko yang juga sempat dialaminya. Suatu malam, sekitar pukul 11:00, Edi mengantar Ayu (nama samaran) ke sebuah Hotel yang sudah di-booking pelanggannya terlebih dahulu.

Tanpa sadar, ternyata saat perjalanannya menuju hotel, ada yang membuntuti sepeda motor yang ditumpangi Edi dan Ayu. Setelah Ayu masuk ke dalam hotel, pria berbadan tinggi menghampiri Edi yang sedang menikmati segelas kopi di warung yang tak jauh dari hotel tempat Ayu melayani pelanggannya. Pria berbadan tinggi itu menegur Edi layaknya orang yang baru berkenalan dan mulai membuka pembicaraan. Pria itu memperkenalkan dirinya kepada Edi, yang ternyata adalah kekasih Ayu. Edi pun kaget dan mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Merasa tak puas dengan penjelasan Edi mengenai Ayu, ia mulai emosi dan segera menelepon Ayu yang sedang di dalam hotel. Ayu sempat mengelak ketika ditanya keberadaannya melalui telepon. Singkat cerita, Ayu akhirnya keluar dari hotel dan dipaksa pulang bersama kekasihnya untuk menyelesaikan masalah mereka. Terpisah dengan cerita Edi, seorang mahasiswa yang masih satu universitas dengan Edi memiliki pengalaman hampir serupa. Edo (bukan nama sebenarnya) kepada Radar Kampus mengaku sudah beberapa kali memasarkan wanita yang minta tolong kepadanya untuk dicarikan pelanggan. “Wanita itu beralasan karena terbentur biaya,” kata Edo.

Meski mendapat komisi hasil dari memasarkan wanita tersebut, dalam hati kecil Edo merasa sedih karena menolong orang dengan cara yang bertentangan dengan hukum. Sungguh ironis, ketika gencar-gencarnya pemberantasan tra cking di Kota Bogor, serangkaian kegiatan gelap mahasiwa tersebut belum ada yang terungkap. Berdasarkan data yang ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB), belum ada kasus yang terdata mengenai prostitusi yang melibatkan mahasiswa. Menurut Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan anak BPMKB, Wiwi Kartiwi, meski belum ada kasus yang terdata, pihaknya mengaku gencar menyosialisasikan tra cking kepada kalangan pelajar. Itu dilakukan dengan mengadakan seminar atau memasang banner di sekolah-sekolah dan membagikan lea et yang di dalamnya menginformasikan bahaya tra cking dan modus-modus yang dilakukan dalam rekrutmen tra cking.

Sementara itu, staf Sekretariat Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Lulu Triana memaparkan kegiatan-kegiatan yang di lakukan P2TP2A dalam mengantisipasi dan menanggulangi masalah perdagangan wanita di kalangan mahasiswa.

“Tra cking merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia. Ini merupakan pelanggaran HAM berat yang mengakibatkan penderitaan sik dan mental korban dan tertular penyakit menular seksual dan menghilangkan masa depan,” ujarnya. Dalam aksi sosialisasi mengantisipasi perdagangan wanita, P2TP2A bekerja sama dengan kampus-kampus di Bogor, salah satunya adalah IPB. Kegiatan antisipasi kebanyakan berupa peringatanperingatan dan pembelajaran dalam seminar di kampus-kampus mengenai modus dalam tra cking.(radkam/fx)

02 Oktober, 2013

Maraknya Tawuran Dikalangan Pelajar

Rabu, Oktober 02, 2013
Tawuran dikalangan pelajar kembali marak terjadi di Kota Bogor, hal ini jelas sangat mencoreng dunia pendidikan, karena para pelajar yang seharusnya memiliki tingkat intelektual yang tinggi ternodai dengan beberapa kasus tawuran yang dilakukan oleh sebagian pelajar. Tawuran ini terjadi karena kurangnya pengawasan dan disiplin dari pihak sekolah.  Dari pantauan masyarakat dan pihak kepolisian yang kami temui di Kepolisian Sektor Bogor Barat bahwa aktivitas tawuran ini sering terjadi ketika akan libur dan setiap saat baru memasuki awal semester sekolah.  Penyebab terjadinya tawuran ini dikarenakan beberapa factor seperti kurangnya komunikasi antara orangtua dan pihak sekolah, serta adanya gensi dari siswa itu sendiri yang berfikir bahwa murid lelaki harus mengikuti tawuran.

 “mau di bawa kemana bangsa ini yang sudah merdeka dengan berbagai macam ras yang ada harus ternodai dengan kelakuan pelajar yang berbeda sekolah ini untuk terlibat tawuran yang biasanya di dasari karena masalah kecil dan dilanjut dengan saling ejek di jalan yang mestinya tidak perlu di lakukan. Semestinya para pelajar selain kewajiban untuk menuntut ilmu tetapi mereka pun harus dapat menjujung kreativitas dalam bidang akademik dan non akademik”.

 Kegiatan tawuran yang marak memakan korban tiap hari bukan makin berkurang tetapi malah makin menjadi karena dendam dari berbagai pihak yang belum terbayarkan.” Mungkin hal ini dapat di antisipasi oleh polres bogor kota dengan mengadakan jam pulang sekolah yang berbeda dan di setiap titik pertemuan di jaga oleh polisi yang bertugas supaya dapat meminimalisir tawuran pelajar.

Menanggapi hal ini sudah selayaknya semua element saling bekerja sama untuk menekan tingkat tawuran antar pelajar di Kota Bogor. Karena orang tua, lembaga pendidikan, pihak berwenang dan lingkungan seharusnya menjadi kontrol atas tindakan para pelajar dan bimbingan serta kegiatan positif harus diberikan kepada para pelajar agar terhindar dari hal-hal negative seperti tawuran. 

>>>
Terimakasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat 
dari sahabat kreatifmu

24 September, 2013

Apa itu OCD (Obsessive Compulsive Disorder) ?

Selasa, September 24, 2013
Apa itu OCD (Obsessive Compulsive Disorder) ?
Obsessive Compulsive Disorder atau yang sering disebut OCD mungkin nama yang jarang atau bahkan tidak pernah kita dengar sebelumnya, padahal penyakit yang satu ini adalah penyakit yang banyak diderita oleh orang-orang disekitar anda, atau bahkan anda sendiri.

Lantas apa sebenarnya OCD itu,

Menurut Psikolog BAITUROKHIM, OCD dalam bahasa Indonesianya sering disebut dengan Gangguan Obsesi Kompulsi. Secara bahasa, obsesi mengarah pada hayalan pikiran yang mendorong untuk terus mengulangi sebuah perilaku. Kompulsi merupakan bentuk tekanan yang terus menerus untuk melakukan. jadi seseorang disebut dengan gangguan obsesi kompulsi jika dalam pikiran dan tindakanya selalu menginginkan terus memgulang-ulang.

Dalam hal ini penderita masih dalam kondisi mental yang sadar, namun mereka tidak mampu untuk mencegahnya. gangguan ini pula sering disebut dengan gangguan kecemasan (anxiety), dimana yang bersangkutan mengalami kecemasan berat yang akhirnya terakumulasi dengan munculnya gangguan OCD tersebut. gangguan ini dalam bahasa Psikologi masuk dalam gejala neurotik--dimana ybs masih normal namun tiada kuasa untuk menghindarkanya.

Contoh yang terjadi antara lain sebagai berikut: 1). Seorang isteri asal Bandung mengalami OCD dalam bentuk perfeksionis--dimana ybs terus saja mengontrol dan bekerja membersihkan rumah, menyapu, mengepel, dst. barusan disapu dan dipel namun terus diulang-ulangi. Setelah digali ternyata persoalanya adalah dampak dari suami yang kejam terhadap isterinya. Suaminya terus-terusan memarahi isterinya jika rumah terus kotor, tidak rapi. Sepulang kerja sang suami meski marah2 karena kondisi kebersihan dan kerapihan rumahnya. Konflik sekian lama terjadi akhirnya sang isteri mengidap OCD Atau anda melihat seseorang yang akan tidur malam. Ybs terus menerus mengecek lagi pintunya sudah dikunci atau belum jika demikian diulang2 disebabkan karena kekhawatiran atau kecemasan maka ybs mengidap OCD.

Dalam prevalensi--angka kejadian OCD dicatat lebih banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini kemungkinan kaum perempuan cenderung mudah merasa cemas dibanding kaum laki-laki. Jika kaum lelaki pada umumnya lebih rasional, tegas dan berani menghadapi realitas, dst, maka kemungkinan hal tsb menyebabkan penderita OCD lebih banyak kaum perempuan. Dalam perkiraan ada 2.5% penderita gangguan jiwa yang mengalami OCD.

Apa penyeban dari OCD?
Setahu saya penyebabnya banyak ya. Ada banyak teori tentang hal ini. Namun menurut saya antara lain lebih didominasi oleh konflik-konflik pribadi yang berlanjut pada kecemasan. Kecemasan yang terus mendalam tidak terselesaikan maka akan mengakibatkan OCD. Walau ada ahli lain mengatakan ada faktor keturunan (genotip) ya serba mungkin, namun menurut saya lebih dekat jika menyoroti dari sisi dampak konflik dalam sebuah interaksi sosial.

Bagaimana cara menyembuhkannya?
Cara penyembuhan setahu saya juga ada beberapa pendekatan. Namun satu diantaranya adalah pendekatan perubahan pemahaman (kognitif) yang mendasar. Atau penyembuhan sesuai akar persoalanya. Jika kasus sang ibu runah tangga tersebut di atas maka harus islah baik-baik antara suami dan isteri. Obatnya ada di suaminya untuk memaafkan dan meyakinkan sang isterinya.

Untuk kasus lainya disarankan ybs dipaksa untuk berani meninggalkan dengan tegas apa yang meragukan. Mislanya OCD dalam bentuk ragu apakah pintu sudah dikunci atau belum maka ya pastikan dengan mata kepala, atau jika diperlukan menggunakan saksi teman-setelah itu yakinkan untuk tidak melakukan lagi. jadi harus ada keberanian untuk meninggalkan apa yang dinilai meragukan.
NAMUN BAGAIMANA JIKA ANDA MENEMUKAN ADA MAHASISWA KETIKA MENGERJAKAN SOAL UJIAN MENGALAMI KERAGUAN MENJAWAB SOAL UJIAN KEMUDIAN TEROBSESI MEMBUKA CATATAN DISEBABKAN MENGALAMI KERAGUAN, MAKA DALAM KONTEKS INI TIDAK MASUK DALAM GANGGUAN OCD--MELAINKAN MAHASISWA PEMALAS.
BAGAIMANA PULA JIKA SANG DOSEN BERKALI-KALI TIDAK MASUK MEMBERIKAN PERKULIAHAN---MAKA LAGI2 BUKAN GANGGUAN OCD MELAINKAN DOSEN PEMALAS


BAITUROKHIM (Psikolog dan Master Asesor BNSP).
founder Yayasan Lembaga Bantuan Psikologi Islam Indonesia
http://www.psikologi-islam.com

23 September, 2013

Kuliah Umum: penegakan hukum dan HAM

Senin, September 23, 2013
Kuliah umum yang diselenggarakan belakangan ini
Senin (16/09) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor mengadakan kuliah umum untuk membuka tahun ajaran baru 2013-2014 yang diikuti oleh 1600 mahasiswa baru dari enam fakultas. Kuliah umum ini dimaksudkan untuk mengenalkan cara dan sistem perkuliahan di perguruan tinggi kepada semua mahasiswa baru seperti yang diungkapkan oleh bapak Dr. H. Ruhenda, M.Pd. selaku Wakil Rektor I “mahasiswa memperoleh gambaran yang signifikan tentang teknik perkuliahan yang akan mereka lakukan nanti. hal ini dirasa perlu untuk mahasiswa baru karena memang sistem diperguruan tinggi beda dengan di tingkat sekolah menengah umum”

 Acara ini juga diisi dengan pembahasan dan diskusi tentang penegakan hukum dan HAM yang dimulai pada pukul 09.00 wib dengan pembicara bapak Dr. Saharruddin Daming. SH. MH mengangkat tema Qua Vadis Penegakan Hukum dan Ham Pasca Reformasi. Dalam kuliah umum ini perserta dapat berdiskusi langsung terkait problema hukum dan HAM yang terjadi di indonesia. Mengapa tema ini diambil? Pasalnya hampir 70% yang termuat di media masa menyangkut tentang problematis dari sisi penegakan hukum dan HAM dan pada kuliah umum kali ini peserta dapat berdiskusi langsung dengan narasumber seputar tema terkait. Respon perserta sangat baik mereka mengaku senang mengikuti kuliah umum ini. “saya senang mengikuti acara ini karena selain dapat mengerti tentang sistem perkuliahan juga membuka wawasan saya tentang persoalan hukum di indonesia” ujar Desy Lisnawati mahasiswa FKIP prodi PLS.

15 September, 2013

Gila Teknologi !

Minggu, September 15, 2013
Ilustrasi: Seorang Mahasiswa sedang menghabiskan waktunya dengan bermain game
Perlahan nampaknya dunia nyata akan tergantikan dengan dunia maya, bagaimana tidak,  semakin mudah dan murah untuk mendapatkan layanan dan fasilitas teknologi, menjaikan orang saat ini larut dengan keasikan-keasikan tersendiri dengan dunia mayanya.

Contoh saja, Ridwan Arifin, salahsatu mahasiswa STMIK Bidakara jakarta mengaku, setiap hari ia mampu menghabiskan waktunya untuk bermain di laptopnya lebih dari 9 jam, apalagi ia mengaku jika hari libur dan senggang bahkan ia mampu menghabiskan waktunya hingga 12 jam.

Aktivitasnya pun beragam, mulai dari streeming video di youtube, bermain game online dan hanya sekedar download file atau chatting dengan kawan-kawan sesama dunia maya.

Sosiolog, Rofiah Sidik., S.Sos., MS.i menuturkan gejala demam teknologi demikian saat ini memang marak terjadi, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah, mudah dan murahnya mendapatkan fasilitas teknologi, hingga siapapun saat ini bisa memilikinya.  Demam teknologi paling besar, dialami kalangan usia kakak-kanak hingga Remaja, mengapa menggunakan gadget bisa menimbulkan effek ketagihan, Hal ini terjadi karena saat kita menggunakan dan menatap layar gadget,maka tubuh akan mengeluarkan hormon dopamine yang menimbulkan rasa nyaman dan ketagihan/kecanduan. Teori ini dikemukakan oleh Dr. Sigman dalam konferensi Royal College of Paediatrics and Child Health (RCPCH) di Glasgow, dengan melihat anak-anak usia 11 tahun yang menghabiskan 6 jam sehari berinteraksi dengan 5 layar gadget berbeda seperti TV,komputer, smartphone, tablet, maupun PSP.

rofiah menuturkan, efek buruk dari terlalu berlebihannya menggunakan fasilitas teknologi seperti peralatan diatas, setidaknya  antara lain:
  1. Kondisi fisik menurun, hal ini sering dialami karena meraka sering lupa menjaga kondisi tubuhnya saat sedang asyik memainkan game online, chatting, dll. Sebagian pecandu teknologi seperti gammer membiarkannya, kita lihat saja banyak gamer yang berjam-jam didepan komputer akhirnya ditemukan tewas karena kondidi fisik yang lemah (kecapekan).
  2. Orang yang berlebihan dengan fasilitas gadgetnya cenderung anti sosial, tidak memperhatikan kondisi disekitarnya. Mereka hanya sering terlihat berhadapan didepan komputer/laptop dibandingkan bergaul dengan sekitarnya.
  3. Menurunnya konsentrasi, sebagian penggila teknologi  yang overdose akan terlihat tidak berkonsentrasi pada mata pelajaran tertentu di sekolah. Dalam ingatan mereka hanyalah game, chatting, download, streamming, dll.
  4. Cenderung autis dan tidak bisa jauh dari gadgetnya serta tidak mengenal tempatnya. Dimanapun mereka bisa memainkannya mereka akan bermain, itulah dampak yang dialami sebagian penggila teknologi yang overdose.
  5. Mereka akan menggunakan banyak biaya untyk hal itu. Alasannya mungkin bisa dilogika sendiri (biaya kuota modem, biaya untuk item spesial di games itu, dll).



13 September, 2013

Pelajar dan Mahasiswa, Salurkan Hak pilih mu!

Jumat, September 13, 2013
PENDIDIKAN politik melalui pesta demokrasi Pemilukada Kota dan Kabupaten Bogor , merupakan momen penting bagi warga ini untuk menentukan masa depannya sekaligus mewujudkan demokratisasi lokal, tidak terkecuali pelajar dan mahasiswa yang sudah cukup umur dan memiliki hak suara dipastikan akan menjadi bagian dalam perhelatan pesta rakyat Bogor yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini.

Itulah yang dilakukan oleh KPUD Kab Bogor , tak henti-hentinya mengajak seluruh warga Kabupaten Bogor  yang sudah memiliki hak pilih, untuk memastikan apakah sudah tercatat dalam daftar pemilih tetap ataukah tidak. Sebab jika sudah tercatat sebagai pemilih, maka warga bisa menentukan pilihannya.

Menggunakan hak pilih atau tidak golput, merupakan pilihan yang paling bijaksana. Ini karena setiap warga negara yang sudah memiliki hak pilih, punya tanggungjawab memilih pemimpinnya.

Bagi warga yang sudah terbiasa ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi, tentunya menggunakan hak suaranya bukan lah sesuatu yang asing,  lantas bagaimana bagi pelajar dan mahasiswa yang dikategorikan sebagai pemilih pemula,  kemudian apakah pentiting bagi kita Mahasiswa atau pelajar untuk menggunakan hak suaranya dalam pilkada ini?

Menurut Romly Eko wahyudi, komisioner anggota KPUD Kabupaten Bogor menjelaskan
pentingnya bagi kalangan intelektual terpelajar untuk ikut berpartisipasi terhadap pemilihan kepala daerah karena bagi pemilih pemula, memilih akan menjadi sejarah bagi mereka dan juga akan menjadi sejarah perubahan bagi orang yang dipilih. Untuk mendapatkan hak suara mereka harus menunggu hingga usia 17 tahun dan ini sejarah bagi mereka memilih secara langsung siapa pemimpinnya untuk pertama kali, karena  sejarah itu tidak akan terulang, maka manfaatkan. Kata orang,  menggunakan hak pilih pertama kali, itulah yang paling asik.


Adapun yang sudah dilakukan KPUD Kab Bogor terkait sosialisasi pemilu, kepada pemilih pemula, pelajar dan mahasiswa antara lain ia menjelaskan “ kami sudah melakukan pendidikan pemilih pemula  yang dilakukan pada  seluruh sekolah-sekolah di kabupaten bogor . Kita sudah instruksikan kepada tingkat kecamatan untuk memberikan penyuluhan ke sekolah sekolah yang ada di kab. Bogor. sedangkan untuk mahasiswa kita sudah bekerjasama dengan organisasi Intra maupun ekstra kampus  pada kampus masing-masing yang ada di Kabupaten bogor, walaupun memang belum menyentuh secara keseluruhan kampus yang ada . Seperti kampus IPB, STAI LA-Roiba, Kampus Muhammadiyah Lewiliang, UNIDA dan kampus kampus yang berada di kabupaten Bogor kami sudah melakukan sosialisasi. Sedangkan untuk sekolah-sekolah tingkat SMA, Kelas 2 dan 3,  itu sudah kita lakukan serentak di seluruh kecamatan,  yang dilaksanakan oleh teman-teman BPK dengan berbagai farian kegiatan, mulai dari pentas seni budaya seperti  yang kita lakukan di cisarua belum lama ini, kita mengadakan  lomba paduan suara mars pemilu, kemudian kita juga pernah mengadakan lomba cerdas cermat politik untuk para siswa kelas dua dan kelas tiga tingkat SMA, ada juga dengan pentas seni musik dan band ataupun marawis dan sebagainya, sudah kita gelar untuk menyuarakan keinginan siswa dan mahasiswa supaya mengetahui  dan ikut berpartisipasi dalam pemilu yang akan datang.

Jika kita lihat pemilih pemula dan mahasiswa ini hitungan kita sekitar 15 persen dari total pemilih di kabupaten bogor sebesar 3, 2 juta, jadi kita berharap dengan keikut sertaan pelajar dan mahasiswa ini jumlah partisipasi pemilih di kabupaten bogor terutama akan lebih baik. Romly menambahkan “Saat ini untuk pemilih pemula  dan pelajar masih oke, karena mereka berada  didaerah masing masing, sehingga tingkat partisipasi mereka cukup bagus tapi untuk mahasiswa ini yang menghawatirkan, tingkat partisipasi nya cukup rendah, baik mahasiswa-mahasiswa yang ada diperkampungan atau mahasiswa-mahasiswa yang ada di sekitar kampus, keinginan untuk berpartisipasi mereka cukup rendah terutama untuk pemilihan bupati dan wakil bupati bogor itu.

Mungkin ketika  mereka sudah mengetahui sistem demokrasi yang baik, dengan sistem pemilu sementara hasil dari pemilu sendiri yang mengakibatkan mereka menjadi tidak tertarik untuk ikut pemilu, padahal mereka sebagai kalangan terdidik, kalangan ilmuan, kalangan intelektual muda  seharusnya bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat bahwa mereka peduli terhadap demokrasi yang ada di kabupaten bogor, artinya apa? Siapa yang akan mereka pilih,yang menang itu mereka lah orang terbaik yang akan memajukan kabupaten bogor. jadi mahasiswa itu jangan pinter beretorika, jago debat dalam diskusi tetapi ketika masuk kepada aplikasi demokrasi  untuk membangun daerah, membangun bangsa ini secara demokrasi mereka tidak ikut. “

Ia berharap, pelajar dan mahasiswa sebagai golongan intelektual muda, sebagai golongan yang berwawasan ilmu pengetahuan yang bagus, seharusnya mau menentukan pilihan dan bahkan sudah memiliki pilihan calon-calon yang menurutnya bagus, calon-calon yang menurut nya baik dan ikut andil dalam mensuarakan kepada masyarakat, Artinya keikut sertaan mereka dalam pemilihan ini akan mempengaruhi pilihan masyarakat yang ada disekitarnya, janganlah beranggapan pilihan mereka itu tidak akan berarti apa-apa , tapi keterlibatan mereka sangat memberikan arti cukup besar terhadap pergerakan pemilihan pada masyarakat. (zs)


12 September, 2013

Bank sampah, karya inovatif selamatkan Lingkungan.

Kamis, September 12, 2013


Salah-satu bank sampah yang di buat oleh mahasiswa UIKA Bogor, di Kota Depok


Melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN), Tematik yang di gelar di kota depok, Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun Bogor, Telah sukses menggagas pembentukan Bank sampah.
Pamer Hasil karya

apa itu bank sampah?

Menurut Hiban, Mahasiswa yang ter Libat pada program pembentukan bank sampah di wilayah RW 07, 08 dan 09 kelurahan Curug kecamatan Bojong sari kota Depok, Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan.

Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.

Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan. 

Catatan Tabungan Hasil Pengelolaan sampah

16 Juli, 2013

Pro Kontra RUU Ormas

Selasa, Juli 16, 2013

Rancangan Undang-Undang  Organisasi Kemasyarakatan RUU Ormas  akhirnya disahkan menjadi undang-undang pada sidang paripurna DPR RI  tanggal 02 Juli 2013 Setelah ditunda pada sidang DPR RI, 24 Juni 2013 . Pro Kontra disahkannya UU Ormas juga masih muncul. Baik penentangan terhadap UU Ormas ini oleh berbagai elemen masyarakat maupun beberapa fraksi DPR RI.
sejumlah masa elakukan aksi demo menolak RUU ORMAS
Beberapa elemen masyarakat pun juga tidak kalah vokal penentangannya. Sebut saja yang dilakukan oleh Din Syamsudin dengan Koalisi Akbar Masyarakat Sipilnya. Gabungan dari berbagai elemen masyarakat lintas golongan dan lintas agama itu sepakat secara bulat-bulat menolak UU Ormas yang disinyalir akan melahirkan rezim otoriter itu. Bahkan mengancam akan me-“judicial review” jika jadi disahkan.
Sebagaimana organisasi yang berskala nasional, tidak tertinggal oranisasi yang bersekala kedaerahan pun ikut-ikut menolak secara tegas undang-undang tersebut.  Keluarga Muslim Bogor (KMB) misalnya, ketua umum KMB, Fahrudin Sukarno kepada radar kampus mengungkapkan penyesalannya terhadap di sahkannya RUU Ormas tersebut, ia menilai pemerintah kurang kerjaan, menurutnya UU Ormas ini tidak berguna bagi bangsa ini. 
Fahrudin mengungkapkan Paling tidak ada beberapa alasan Pemerintah dan DPR RI sangat getol memperjuangkan pegesahkan UU ini.
Fahrudin Sukarno (Ketua KMB)
Pertama, bahwa pemerintah tidak mungkin lagi menggunakan UU atau aturan yang lama UU no 8 tahun 1985 yang diklaim UU represif warisan rezim orde baru. Perlunya reformasi regulasi yang sesuai dengan kondisi dan situasi sekarang serta semangat reformasi 1998 menjadi alasan yang kuat.
Kedua, bahwa disinyalir banyaknya intervensi asing untuk merongrong NKRI melalui kelompok-kelompok masyarakat seperti LSM atau Ormas-Ormas ideologis yang disinyalir didanai oleh asing. Oleh karenanya dipandang penting untuk mengatur dan mengendalikan kelompok-kelompok masyarakat yang dianggap menimbulkan ancaman keberlangsungan NKRI melalui intervensi asing.
Ketiga, bahwa telah terjadi pelanggaran-pelanggaran anarkis oleh Ormas-Ormas tertentu yang terkesan menggantikan fungsi negara menegakkan ketertiban umum dan keamanan. Pemerintah mengklaim kesulitan membubarkan Ormas-Ormas yang anarkis ini karena belum ada payung hukumnya.
Dengan alasan itulah imbuh Fahrudin pemerintah melalui kementrian Dalam negri yang digawangi Gumawan fauzi, sangat getol  mengangkat  RUU Ormas ini supaya disahkan.
Padahal menurutnya jika memang demikian adanya, pemerintahan tidak perlu terlalu berlebihan mencurigai seluruh ormas dengan disamaratakan, tindakan yang paling elegan adalah berikan pembinaan terhadap ormas-ormas yang dianggap anarkis dan ditunggangi asing sebagaimana yang disangkakan versi pemerintah, itu justru akan lebih diterima dan tidak menyakiti para aktivis yang suka rela berjuang demi kemajuan bangsa ini, tapi akhirnya di curigai bahkan dikebiri hak-hak dan kebebasan berorganisasinya.

18 Juni, 2013

Pro Kontra Revitalisasi Terminal Branangsiang Bogor

Selasa, Juni 18, 2013
Pro Kontra Revitalisasi Terminal Branangsiang Bogor
Bogor segera memiliki terminal bus megah. Tidak cuma terkesan modern, terminal itu bakal terintegrasi dengan hotel dan pusat belanja. Ya, Pemerintah Kota Bogor berniat merombak total Terminal Baranangsiang.

Proyek Terminal Baranangsiang bergulir sejak tahun lalu. Pada 29 Juni 2012, Pemkot Bogor meneken kerjasama dengan PT Pancakarya Grahatama Indonesia untuk merevitalisasi Terminal Baranangsiang. Nilai investasinya Rp 462,86 miliar.s

Asisten Tata Praja Pemerintah Kota Bogor, Ade Syarif Hidayat, sebelumnya mengatakan revitalisasi Terminal Baranangsiang yang terletak di pintu gerbang Bogor harus dilakukan karena kondisi terminal saat ini sudah semrawut dan kumuh.

“Bangunan di terminal relatif sudah tua karena dibangun tahun 1970-an. Banyak bangunan tidak berfungsi secara optimal,” kata Ade. Semua itu tak mendukung perkembangan kota Bogor yang tiap tahunnya menerima peningkatan kunjungan wisatawan.

Selain sebagai terminal, lahan seluas 19.330 m² itu akan disulap menjadi area komersial. Mengutip situs resmi Pemkot Bogor, terminal akan dibangun di bagian bawah dan di atasnya bakal berdiri sarana komersial seperti hotel, mal dan pusat kuliner.

Dalam mengembangkan Baranangsiang, Pemkot Bogor dan Pancakarya menerapkan pola kerjasama bangun-guna-serah alias built operate transfer (BOT). Kerjasama ini berlaku selama 30 tahun atau hingga 28 Juni 2042. Pembangunan Terminal Baranangsiang diharapkan rampung 28 Juni 2014. Targetnya kawasan perdagangan beroperasi pada 28 Juni 2015.

lantas pro dan kontra pun bermunculan mengensai revitalisasi terminsal baranang siang ini. (Azies)

Siti Khada
(Mahasiswa UIKA Bogor)

Sebenarnya saya sepakat dengan upaya pemerintah kota bogor dengan keputusannya akan memperbaiki terminal br. siang karena kondisi terminal tersebut saat ini sangat memprihatinkan dan sangat tidak terawat. yang jadi persoalan kenapa harus didirikan kembali mall dan hotel, karna di daerah br. siang pun ada mall (Botani Squre) yg cukup memadai untuk di kunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri. jangan sampai pembangunan kembali hotel dan mall di daerah tersebut menjadikan rakyat yang bermukim atau mempunyai usaha kecil menengah di wilayah tersebut jadi tersingkirkan dengan mall2 yang sebenarnya bukan menjadi kebutuhan prioritas warga bogor., saran nya optimalkan fasilitas mall dan hotel yg sudah ada dan untuk pembangunan di terminal di bangunnya ruko2 atau Pusat belanja Oleh2 Bogor. saya rasa itu akan menjadi upaya pemerintah yang baik untuk menjadi wadah kreatifitas warga bogor dalam berwiausaha. selain itu terkait pemidahan full bis pusaka ke wilayah bubulak, sepertinya akan menambah kemacetan di wilayah tersebut, sebelum itu seharusnya ada penertiban terlebih dahulu di wilayah bubulak. wallahu'alam


Luthfi Satria (Mahasiswa UIKA Bogor)

 Rencana revitalisasi guna memperbaiki struktur, tata letak, dan tata kelola, InsyaAllah masyarakat jg mendukung. tp jika revitalisasi dengan menambahkan mal dan hotel sepertinya kurang sesuai dengan kondisi bogor yang masih semrawut. apalagi jumlah mal dan hotel di kota bogor sudah banyak. jadi buat apa nambah-nambah mal lagi?? yang perlu di tambah adalah taman, lahan penghijauan, dan sarana olahraga. that's my opinion..

Arizqi Ihsan P (Mahasiswa UIKA Bogor)

Revitalisasi terminal itu bukan berarti harus menambah terminal dengan mall dan hotel,  namanya juga revitalisasi, berarti memaksimalkan penggunaan terminal sesuai dengan fungsi terminal itu sendiri, terminal bukan tempat belanja, terminal bukan tempat menginap, saya melihat ini hanya semata-mata berorientasi bisnis belaka, alih-alih terminal di perbaiki dengan memakan waktu bertahun-tahun dan menimbulkan berbagai ketidaknyamanan, bukannya terminal yang maksimal, malah hotel dan mallnya yang diutamakan,

30 Mei, 2013

Magang dan Pengalaman Organisasi menambah nilai plus bagi fresh graduate.

Kamis, Mei 30, 2013
ilustrasi pengumuman kelulusan (yudisium s1), setelah lulus apa yang dilakukan?
BERBICARA masalah melamar pekerjaan, tentunya hal ini yang akan di lalui oleh semua orang yang mengidamkan untuk bekerja di tempat yang ia tuju, salah satu yang harus di perhatikan adalah  cara menuliskan bioadata atau riwayat hidup (cv) yang pernah kita lalui agar perusahaan tahu bahwa yang ia hadapi adalah anda yang memiliki kompetensi tinggi.

Nah salah-satu yang perlu diperhatikan oleh fresh graduate adalah jangan takut mencantumkan pengalaman organisasi yang pernah diikuti atau bahkan pengelaman magang di berbagai tempat, karena hal ini bisa menambah nilai plus bagi anda saat mencari pekerjaan.

Sebagaimana yang disampaikan Staff for Talent Development-Learning Center Division PT Bank Syariah Mandiri, Arif Apriansyah, S.Ei, bahwasannya, "Jika ada dua orang yg mengajukan lamaran pekerjaan, keduanya duanya frash graduate, tapi bedanya si A ini pengalaman organisasinya lebih banyak daripada si B, ditambah lagi si A ini pernah magang sebagai bentuk ia punya pengalaman di dunia kerja meski waktunya sebentar, maka biasanya yg akan direkrut oleh perusahaan adalah si A."

Dengan memiliki pengalaman organisasi menurut Arief, seorang fresh graduate dianggap mampu dan memiliki pengalaman dalam segi kerja tim, sudam memiliki keterbiasaan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dan pernah menjalankan program kerja, cepat beradaptasi, mudah berinteraksi dan berkomunikasi dgn baik kpd atasan atau rekan kerjanya, saat ia punya masalah ia tidak mudah menyerah karena sebelumnya ketika di organisasinya dia biasa menghadapi masalah, meskipun konteksnya berbeda dgn masalah pekerjaan nya nanti, itulah kenapa perusahaan cenderung memilih fresh graduate yang memiliki pengalaman organisasi.

Adapun cara mencantumkan di CV kelompokanlah pengalaman organisasimu sesuai bidang kerja yang akan di geluti, agar ada keterkaitan antara pengalaman organisasi dengan jenis pekerjaan, kemudian cantumkan lebih detail apa saja tugas dan wewenangnya.

Nah, dari penjelasan yang disampiakan oleh pa arif yang biasa melakukan rekruitment dan pembinaan karyawan baru di PT Bank Syariah Mandiri diatas, ini bisa dijadikan sebuah gambaran bahwasannya fresh graduate yang memiliki pengalaman organisasi akan cenderung dipilih daripada yang tidak memiliki pengalaman sama sekali, maka cantumkanlah pengalaman organisasi mu dengan baik pada riwayat hidup (CV) agar memperluas daya tarik Anda bagi perusahaan yang mungkin tidak pernah dipertimbangkan sebelumnya,  
Good luck sob..! semoga bermanfaat...

04 Februari, 2013

Creative Motivation Goes to School. (MA Al-Haitsam)

Senin, Februari 04, 2013

Setelah MAN2 Kota Bogor, MA dan MTS Drul Fallah, kini Creative Motivation (CM) hadir di salah satu sekolah yang ada di daerah civor bogor.

MA Al-Haitsam, adalah sekolah ketiga yang di kunjungi oleh CM, Sabtu, 2 Februari 2013 dalam rangka tournya ke100 sekolah yang ada di jabodetabek, cianjur, sukabumi dan banten.

Sebagai mana disampaikan divisi marketing CM, CM mentargetkan dalam jangka watu 3 bulan kedepan dimulai bulan ini (Pebruari s.d April) CM akan melakukan roudshow ke beberapa sekolah yang ada di jabodetabek, sukabumi, cianjur dan banten.

Roudshow ini diselenggarakan dalam rangka promosi dan training motivasi sukses UN kerjasama antara Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor dengan Lembaga Training dan Pelatihan Creative Motivation (CM).

Berikut dokumentasi kegiatan training yang dilaksanakan di MA Al-Haitsam Bogor (2 Februari 2013)

Siswa MA Al-Haitsam tengah asik mengikuti Training CM

Tampak Team CM sedang mempresentasikan Frofilnya

Ka Azies (Trainner Owner CM) sedang memberikan materi

Salah satu peserta mendapatkan Hadiah Kaos dari Sponsor (UIKA Bogor)

Peserta Training sedang Fokus menulis kesan-dan pesan setelah acara Training

Peserta Ikhwan photo bersama dengan CM

Peserta Akhwat Photo Bersama dengan CM

Peserta Ikhwan photo bersama dengan CM


08 Oktober, 2012

Tawuran Pelajar, apa solusi terbaiknya?

Senin, Oktober 08, 2012
Makin maraknya tawuran pelajar, menuntut reformasi pola pendidikan.

Ratusan pelajar dari 8 SMK di kota bogor terlibat tauran masal Sumber. Radar Bogor

Dunia pendidikan bagai disambar petir di siang bolong, menyusul terjadinya tawuran antarpelajar di Jakarta beberapa hari terakhir yang menelan korban dua orang siswa SMA. Alawy Yusianto Putra, siswa berusia 15 tahun dari sekolah SMA Negeri 6 di Bulungan, Jakarta Selatan tewas dibacok dalam tawuran dengan siswa dari sekolah tetangga, SMAN 70 Senin (24/9) lalu. 

Nyawa Putra tidak tertolong karena luka tusuk di dada. Selang sehari setelah itu, pada Rabu (26/9) kemarin, lagi-lagi terjadi tawuran antara SMA Yayasan Karya 66 Kampung Melayu dan kelompok pelajar SMK Kartika Zeni Matraman di Jalan Minangkabau, Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan yang menewaskan Denny Yanuar, siswa berusia 17 tahun dari SMA Yayasan Karya 66, akibat luka robek kena bacok di bagian perut (Sumber. Kompas (27/9/12). 

Yadut tewas seketika di tempat kejadian. Pada hari yang sama, seorang pelajar SMK Mardhika, Kramat Jati, Jakarta Timur bernama Susilo mengalami luka bacok dalam tawuran di kawasan Halim, Jakarta Timur. Saat ini ia masih dirawat di ruang IGD Rumah Sakit UKI, Cawang, Jakarta Timur (Sumber. Metrotv.news.com (28/9/12). 

Kematian dua siswa SMA tersebut menambah daftar korban meninggal akibat tawuran pada tahun ini. 

Belum tuntas cerita di Jakarta, tauran pelajar kembali pecah di Bogor, tepatnya di dekat lampu merah kandang roda Jl Raya Jakarta-bogor, ratusan pelajar dari 8 SMK bogor Saling serang bak kowboy jalanan. yang mencengangkan tidak cuma siswa akan tetapi siswi pun ikut terlibat dalam tauran ini, seorang siswi berinisial GN (17) pun diciduk polisi karena kedapatan membawa CELURIT (Sumber. Radar Bogor (05/11/12). 

 Tawuran pelajar saat ini sudah menjadi momok bagi masyarakat. Prilaku tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cedera tapi sudah merenggut ratusan nyawa melayang sia-sia selama sepuluh tahun terakhir. Beberapa tahun lalu beberapa siswa dari sebuah sekolah swasta ditangkap polisi karena membacok siswa SMK 5 Semarang. 

Mereka terancam dikeluarkan dari sekolah dan dihukum penjara. Wali Kota Sukawi Sutarip mendukung bila sekolah mengeluarkan siswa yang terlibat tawuran. Bahkan ia mengatakan, semua sekolah di Semarang tidak boleh menerima siswa itu lagi. 

Akankah tindakan represif semacam itu akan menyelesaikan masalah? 

Maraknya tawuran pelajar dipicu oleh banyak faktor. Pada tingkat mikro, rendahnya kualitas pribadi dan sosial siswa mendorong mereka berprilaku yang abnormal. Pada tingkat messo, buruknya kualitas dan manajemen pendidikan mendorong rasa frustasi anak yang dilampiaskan pada tindakan negatif, termasuk tawuran. Di tingkat makro, persoalan pengangguran, kemiskinan, dan kesulitan hidup memberi sumbangan tinggi bagi terbentuknya masyarakat (termasuk siswa) yang merasa kehilangan harapan untuk hidup layak. 

Pembahasan pada artikel ini dibatasi pada bidang pendidikan. 

“Beragam “prestasi buruk” selama ini menghadapkan pendidikan pada pertanyaan mendasar tetapi sangat fundamental: sejauhmana efektivitas pendidikan bagi peningkatan kualitas siswa”. Pertanyaan mendasar tersebut layak dikedepankan mengingat sumbangsih pendidikan bagi masyarakat belum terlihat secara kasat mata. Padahal “investasi” yang diserap dunia pendidikan sangat besar.

 Pendidikan belum berhasil menjadi solusi bagi kesejahteraan hidup manusia, tetapi sebaliknya: menciptakan masalah bagi masyarakat. Salah satu masalah yang dihadapi pendidikan adalah kurikulum yang dianggap terlalu berat dan membebani siswa. 

Kuatnya campur tangan pemerintah dalam dunia pendidikan ditengarai pada dominannya pemerintah dalam penyusunan kurikulum. Di samping itu, banyak pihak yang ingin memasukan “kepentingannya” dalam kurikulum pendidikan. Departemen Koperasi ingin ada pelajaran tentang koperasi, pengusaha industri ingin ada pelajaran teknis kerja, serikat buruh ingin ada pelajaran tentang buruh. 

Akibatnya batok kepala siswa menjadi “keranjang sampah” bagi beragam kepentingan. Banyaknya bidang kajian menjadikan substansi pengetahuan menjadi sedikit, tetapi terlalu montok. Akhirnya kita lupa, bahwa apa yang dipelajari siswa “tidak bermanfaat”. 

Sudah sumpeg, metode pembelajarannya pun represif. Modus pembelajaran yang monolog oleh guru terasa benar miskin makna. Yang dimaksud cerdas oleh guru adalah besarnya daya ingat siswa terhadap segudang informasi, seperti halnya ketangkasan cerdas cermat. Pendidikan juga terlalu science minded

Ada siswa SMU yang setiap minggunya harus belajar matematika 10 jam dan fisika masing-masing 10 jam pelajaran. Seolah-olah matematika dan fisika merupakan satu-satunya jawaban dari persoalan hidup manusia. Jarang sekali ada sekolah yang mengembangkan pembelajaran sesuai potensi, minat, dan bakat siswa seperti olah raga atau musik, misalnya. 

Akibat kurikulum yang terlalu berat menjadikan sekolah sebagai “stressor baru” sebagai siswa. Disebut “baru” karena siswa sebenarnya sudah sangat tertekan akibat berbagai persoalan keluarga dan masyarakat (termasuk pengangguran dan kemiskinan). 

Akibatnya, siswa ke sekolah tidak enjoy tetapi malah stress. Siswa tidak menganggap sekolah sebagai aktivitas yang menyenangkan tetapi sebaliknya: membebani atau bahkan menakutkan. Akibatnya, siswa lebih senang keluyuran dan kongkow-kongkow di jalan-jalan daripada mengikuti pelajaran di sekolah. Ada joke yang akrab di masyarakat, sekolah sudah menjadi “pembunuh nomor satu” di atas penyakit jantung. 

Siswa bukan hanya terbunuh secara fisik karena tawuran, tetapi juga terbunuh bakat dan potensinya. Banyak talenta siswa yang semestinya bisa dikembangkan dalam bidang olahraga, seni, bahasa, atau jurnalistik, hilang sia-sia akibat “mabuk” belajar fisika dan matematika. Seorang kawan secara berkelakar mengatakan lebih enak bekerja daripada sekolah. Orang bekerja mulai pukul 9 sampai 4 sore (7 jam), selama 5 hari perminggu. Sedangkan siswa masuk sekolah pukul 7 sampai 13.30 (6,5 jam), hampir sama dengan orang bekerja. Tetapi ingat malam hari siswa harus belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah, serta masuk 6 hari perminggu. Bagaimana mengatasi kurikulum dianggap overload ini? Karena sudah “terlanjur”, pendidikan harus berani meredefinisi semua programnya. Tetapi, sanggupkah para penentu kebijakan melakukan perombakan? Itulah masalahnya.

 Banyak pengelola pendidikan bermental “priyayi”. Mereka lebih memikirkan kenaikan pangkatnya daripada peningkatan kualitas pendidikan. Budaya “cari muka” dan “minta petunjuk” membuat mereka tidak berani melakukan perubahan. Sebab, mereka tidak mau mempertaruhkan kenaikan pangkatnya. Lebih baik “adem ayem” kenaikan pangkat lancar daripada “kritis” tetapi terancam.

 Sekolah yang Menyenangkan Saat ini mulai berkembang paradigma baru tentang “pendidikan yang menyenangkan, seperti model quantum learning. Dalam quantum learning pelajaran sekolah tidak menjadi beban bagi siswa. 

Pendidikan disesuaikan dengan ranah berpikir siswa. Jadi bukannya siswa yang “dipaksa” mengikuti pelajaran sesuai kemauan guru, termasuk dalam hal penilaian benar-salah. Guru yang harus “masuk” ke dalam ranah berpikir siswa, menyelami apa pemikiran, kehendak, dan jiwa siswa. 

Dalam quantum learning, guru tidak bisa dengan otoriter memaksakan pendapatnya paling benar. Tetapi siswa dilibatkan untuk mengkaji kebenaran nilai-nilai itu dan perbedaan pendapat tidak dilarang. Selama ini kan tidak. Aturan yang dibuat sekolah bernilai mutlak. Siswa tidak punya kewajiban lain selain patuh. Kalau tidak patuh maka dianggap “melanggar peraturan” sehingga wajib diberi sanksi. Tidak ada hak bagi siswa untuk mengemukakan pendapat bahwa setiap aturan mesti tergantung pada konteksnya, termasuk konteks pemikiran siswa. Akibatnya, siswa patuh karena “pura-pura”. 

Selain quantum learning, dipelopori David Golemen, para pemerhati pendidikan di Barat mulai menyadari bahwa kecerdasan emosional (EQ) tidak kalah penting dibanding kecerdasan intelektual (IQ). Bahkan menurut penelitian David Goleman, siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, setelah dewasa justru lebih banyak yang “berhasil” dibanding siswa yang memiliki IQ tinggi. Paradigma baru ini hendaknya juga mulai diadopsi di Indonesia.

 Kecerdasan emosional siswa meliputi kemampuan mengembangkan potensi diri dan melakukan hubungan sosial dengan manusia lain. Beberapa tolok ukurnya adalah: memiliki pengendalian diri, bisa menjalin relasi, memiliki sifat kepemimpinan, bisa melobi, dan bisa mempengaruhi manusia lain. Siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi memiliki “beragam alternatif bahasa” untuk berkomunikasi dan bernegosiasi dengan manusia lain, termasuk dengan seseorang yang “dianggap musuh”. Sebaliknya, siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah hanya memiliki satu bahasa: takut atau justru sebaliknya, tawur. Mereka juga tidak bisa “membedakan” musuh. 

Tolok ukur seseorang dianggap “kawan” atau “musuh” adalah seragamnya. Siapapun dia, asalnya darimana, kalau memakai seragam sekolah “lawan” harus dimusuhi. Seragam sekolah menjadi sumber masalah. Meski tujuannya baik yakni untuk melatih kedisplinan, tetapi juga membawa dampak negatif. Seragam sekolah menumbuhkan identitas kelompok yang memicu tawuran. Lagipula, penyeragaman seragam sekolah juga tidak bermanfaat. Malahan, rok siswi yang kadang terlalu mini juga mengundang masalah sendiri bagi siswa laki-laki.Sebaiknya siswa tidak diwajibkan mengenakan seragam. Itulah beberapa tawaran untuk mengurangi tawuran pelajar. Kalau usaha tersebut telah diikhtiarkan tetapi tawuran pelajar makin menggejala, artinya kita perlu berikhtiar lebih keras lagi. Justru itulah makna hakikat pendidikan: terus berusaha dan tak kenal menyerah.


_________________________________
Terimakasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat
dari sahabat kreatif mu 
Nurdin Al-Azies

27 Agustus, 2012

Inilah Kampus Terbaik Kita

Senin, Agustus 27, 2012
Inilah Kampus Terbaik Kita
Dimanapun kuliah kita, maka kampus inilah kampus terbaik kita...


Saya melihat beragam raut muka adik-adik baru, ternyata beda kepala beda juga isinya, ada yang senang bisa kuliah di kampus perjuangan ini, ada juga yang murung mungkin karena tidak sesuai dengan keinginan hati .

Saat ditanya mengapa murung, jawabannya Tidak jarang mereka berpikir dan merasa bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk bisa meraih sukses jika kuliah ditempat ini.

adiku, seringkali kita merasa terkungkung dengan lingkungan tempat dimana kita berada sekarang, apa yang terjadi saat ini seolah akhir dari proses perjalanan kita untuk menggapai kesuksesan.

Karena tidak lulus SMPTN sehingga tidak diterima di perguruan tinggi negeri favorit kemudian terpaksa mendaftar di kampus swasta kecil seperti ini, menjadikan kita merasa jadi mahasiswa klas dua yang tak akan mendapatkan pendidikan berkwalitas, kalah bersaing, jauh dari kata sukses dan lainsebagainya hingga berfikir begitu susahnya mendapatkan ilmu, dan mengembangkan diri menjadi pribadi prima.

Sebaliknya pun demikian, ketika saya mengunjungi salahsatu kampus negeri ternama di indonesia yang banyak orang mengidamkan kuliah dikampus itu, terkadang beberapa mahasiswanya memiliki pemikiran, betapa ketatnya peraturan dan persaingan dikampus ini, susahnya mendapatkan IPK diatas rata-rata, dosennya terlalu memaksa, hingga dimana pun berada, saling sikut, saling senggol, saling tendang. Hingga akhirnya memutuskan, memang susah untuk menjadi yang terdepan.

Tapi ingatlah adik ku, didalam berjuang seringkali kita tidak menemukan lingkungan nyaman, segala sesuatunya tidak selamanya sesuai dengan keinginan kita, bisa jadi lingkungan kita saat ini tidak lagi ramah, memiliki kondisi tidak nyaman.

Padahal sesungguhnya, dimanapun kita berada, pahami bahwa itulah tempat terbaik kita. Tempat dimana kita hidup, tempat di mana kita memperjuangkan apapun yang kita inginkan.

Kampus hanya wahana, kuliah hanyalah sarana untuk kita menggapai sukses dan itu bukan lah satu-satunya faktor yang akan menghantarkan kita pada titik dimana kita bisa hidup seperti apa yang kita inginkan, justru yang ada hanya diri kitalah yang bisa merubah apa yang menjadi harapan hingga bisa menjadi kenyataan.

Sekarang, mari kita renungkan sejenak...
Jika kita selalu saja berpikir bahwa tempat lain adalah lebih baik, maka sampai kapan kita akan mulai berjuang?

Jika kita selalu saja menunggu datangnya kesempatan emas di tempat lain, berapa banyak waktu yang terbuang, hanya sekadar untuk menunggunya?

Jika kita selalu saja menunda apapun yang bisa kita lakukan di tempat kita berada sekarang, maka berapa banyak kesempatan yang terbuang percuma? Dan masih banyak lagi hal yang perlu kita renungkan..!

Karenanya, jika saja kita mau berpikir bahwa inilah tempat terbaik kita, maka kita akan memiliki kesadaran dan kemampuan untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik, lebih bernilai, dan penuh arti!

Adik ku, Kita semua memiliki kesempatan emas untuk menjadi besar & benar dimana saja... asal, kita mau memperjuangkannya!


_________________________________
Terimakasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat
dari sahabat kreatif mu 
Nurdin Al-Azies




adds