Mengisi kekosongan aktivitas, rutinitas saya biasanya hunting tempat menarik untuk dijadikan objek bidikan kamera, kali ini saya merencanakan untuk mengikuti pendakian Gunung salak, tepatnyasi hanya camping.
Saya dan team, memulai pendakian di Gunung salak tepat Pukul 6.00 WIB |
bersama team saya memulai perjalanan sekitar pukul 4 setelah briefing di basecamp kami didaerah dramaga pratama. Dengan menggunakan angkutan umum yang kami sewa, kami memulai perjalanan hingga daerah Tenjolaya dan memulai pendakian tepat pada pukul 6.00 WIB.
Gunung Salak merupakan sebuah gunung berapi yang secara administratif
berada di wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Gunung ini
memiliki beberapa puncak diantaranya adalah puncak Salak I dengan
ketinggian 2.211 m dpl dan puncak Salak II dengan ketinggian 2.180 m
dpl.
Photo yang diambil saat berada di Gunung Salak (Pemandangan Lancape yang cukup menarik untuk dijadikan Lokasi Pemotretan) |
Gunung Salak bukanlah nama dari tanaman salak, namun berasal dari
bahasa sangsekerta “salaka” yang berarti perak. Letusan terakhir gunung
ini terjadi pada tahun 1938 berupa erupsi freatik yang terjadi di kawah
Cikuluwung Putri.
Pendakian Gunung Salak dapat melalui beberapa jalur pendakian. Puncak
yang sering didaki adalah puncak I dan II. Puncak Salak I dapat didaki
dari arah Cimelati dekat Cicurug, Cidahu Sukabumi atau Kawah Ratu Gunung
Bunder.
Untuk mendaki gunung ini sebaiknya dilakukan pada pertengahan musim
kemarau. Pada musim kemarau jalur pendakian tidak terlalu becek, angin
tidak terlalu kencang, dan tidak ada pacet atau lintah.
Salah-satu hasil jepretan kamera team, pemandangan menyerupai hutan pinus di jepang |
Berikut adalah beberapa jalur pendakian Gunung Salak :
Jalur Cidahu, Sukabumi
Salah satu jalur yang sering dipakai oleh pendaki gunung adalah dari
Wana Wisata Cangkuang, Kecamatan Cidahu, kabupaten Sukabumi. Dari
Jakarta menuju ke tempat ini dapat menggunakan bus jurusan Sukabumi atau
kereta api dari Bogor jurusan Sukabumi kemudian turun di Cicurug.
Selanjutnya dari Cicurug sambung dengan mobil angkot jurusan Cidahu.
Dari tempat ini ada dua jalur pendakian, yakni jalur lama yang menuju
puncak I dan jalur baru yang menuju Kawah Ratu. Wana Wisata Cangkuang
sering digunakan menjadi perkemahan dengan pemandangan air terjun yang
indah dan sering digunakan pendaki menuju ke Kawah Ratu. Dari jalur ini
pula pendaki dapat menuju ke Puncak Salak I.
Di pintu masuk Wana Wisata ini terdapat tempat yang nyaman untuk
berkemah, juga terdapat banyak warung makanan. Dari jalur ini dapat
menuju Kawah Ratu, waktu yang diperlukan adalah sekitar 3-5 jam
perjalanan. Sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak I diperlukan
sekitar 8 jam perjalanan.
Peta Pendakian Gunung Salak I / www.merbabu.com |
Dari perkemahan menuju shelter III memiliki jalur awal curam,
kemudian lembab dan basah. Pada musim hujan jalur ini merupakan jalur
licin dan curam, perjalanan tertolong oleh akar-akar pohon. Pada shelter
ini terdapat sungai yang jernih dan terdapat tempat yang cukup luas
untuk mendirikan tenda dengan pemandangan hutan tropis yang lebat.
Menuju shelter IV, jalur semakin curam. Jalur ini berupa tanah merah.
Di beberapa tempat, kamu akan melewati beberapa tempat becek sedalam
dengkul kaki. Pada jalur ini juga pendaki akan melewati dua buah sungai
yang jernih airnya. Untuk pendakian jalur ini sebaiknya mengambil air
jernih di sini karena pada musim kemarau sungai ini menjadi sumber air
bersih terakhir.
Sehelter IV merupakan persimpangan jalan. Untuk menuju ke Kawah Ratu
ambil jalan ke kiri, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak ambil
jalur ke kanan. Di shelter ini memiliki area yang cukup luas untuk
membangun tenda.
Hutan Basan dan rindang, menambah kehasan tersendiri saat melakukan pendakian |
Menuju Kawah Ratu
Dari Shelter IV menuju Kawah Ratu diperlukan waktu sekitar 1 jam.
Kawah ratu terdiri dari 3 kawah, Kawah Ratu (paling besar), Kawah Paeh
(kawah mati), Kawah Hurip (kawah hidup). Kawah Ratu merupakan kawah
aktif yang secara berkala mengeluarkan gas berbau belerang. Di tempat
ini dilarang mendirikan tenda dan dilarang minum air belerang.
Menuju Puncak Gunung Salak
Dari Sehleter III menuju shelter IV akan membutuhkan waktu 1 jam.
Perjalanannya akan melintasi akar-akar pohon yang tertutup tanah lunak
sehingga kaki bisa terpelosok. Dari tempat ini akan terlihat Kawah Ratu
dengan sangat jelas. Setelah melewati sungai kecil dan tempat yang
sangat luas, pendaki berbelok ke kanan. Kemudian berjalan ke kiri
mengikuti pagar kawat berduri.
Jalur ini sangat sempit, sedikit turunan, agak landai, juga curam.
Pada sisi kiri dan kanan jalan berupa jurang yang curam dan dalam. Pada
jalur ini ditutupi rumput dan pohon. Satu jam melintasi jalur ini
pendaki akan melintasi akar-akar pohon dan bebatuan.
Jalur shelter V sedikit menurun kemudian kembali menajak tajam.
Pendaki akan memanjat tebing batu curam. Menuju shelter VI memerlukan
waktu sekitar 1 jam, jalur semakin curam dan sempit sehingga tidak ada
waktu untuk beristirahat.
Pada shelter VII pendaki perlu waktu sekitar satu jam untuk mendaki
punggung gunung yang semakin menanjak. Pada jalur ini pendaki akan
banyak melintasi akar pohon sehingga bila angin bertiup pendaki akan
ikut bergoyang. Dari sini hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk
menuju puncak Gunung Salak I, jalur ini sudah tidak terlalu curam.
Sampailah pada puncak Gunung Salak I, Puncak Gunung ini masih banyak
ditumbuhi pohon-pohon besar. Tempatnya sangat luas dan dapat digunakan
untuk mendirikan beberapa tenda. Di puncak ini terdapat beberapa makam
kuno, diantaranya makam Embah Gunung Salak yang nama aslinya Raden K.H.
Moh. Hasan Bin Raden K.H. Bahyudin Braja Kusumah. Tidak jauh dari makam
Embah Gunung Salak, terdapat makam kuno yang lain, yakni makam Raden
Tubagus Yusup Maulana Bin Seh Sarip Hidayatullah. Di puncak Gunung Salak
I ini juga terdapat sebuah pondok yang sering digunakan oleh para
penjiarah untuk menginap.
Adegan pengambilan gambar, salah-satu scene film dokumenter Mystery Trips |
Jalur Giri Jaya (Curug Pilung)
Jalur Giri Jaya terdapat di Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya,
Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Menuju Puncak Gunung Salak dari
jalur ini dapat dilalui dengan waktu tempuh 5 – 8 jam perjalanan. Jalur
ini berada di Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan
Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju desa Giri Jaya dapat ditempuh
dengan menggunakan kendaraan Ojek dari Cicurug. Atau pendaki dapat
berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam perjalanan.
Dari pintu masuk Wana Wisata Curug Pilung dengan berjalan kaki
beberapa meter akan telihat Gapura pintu masuk Pasareyan Eyang Santri.
Dari sana pendaki dapat berjalan melalui rumah penduduk, kemudian akan
sampai kebun-kebun rumah penduduk. Setelah berjalan 15 menit pendaki
akan sampai di sebuah pertapaan Eyang Santri, disekitarnya terdapat MCK
yang terdapatair bersih di dalamnya. Pendaki harus mengambil air bersih
dari sini karena melalu jalur ini hingga mencapai puncak tidak terdapat
mata air.
Di bawah pertapaan Eyang Santri terdapat air terjun yang indah,
namanya air terjun Curug Pilung. Daerah ini juga dapat digunakan untuk
berkemah.
Dari lokasi pertapaan Eyang Santri pendaki akan melewati jalur yang
agak landai, melewati pohon pohon damar. Bila cuaca bagus dari sini
dapat terlihat Gunung Gede dan Gunung Pangrango dengan sangat jelas.
Lereng-lerengnya banyak ditumbuhi pohon besar dan lebat. Dalam waktu 1
jam perjalanan jalur masih agak landai dan melewati jalan yang sempit
dan licin.
Sekitar 3-4 jam perjalanan pendaki akan sampai pada sebuah makam
Pangeran Santri. Di sekitar makam terdapat mushola dan sebuah pondok.
Dari makam ini jalur semakin curam, melawati akar dan tanah. Dari tempat
ini masih diperlukan waktu 2 jam perjalanan untuk menuju puncak. Di
beberapa tempat harus menaiki batu batu besar yang licin yang
disekitarnya adalah jurang. Selain itu terdapat akar yang tertutup
lumut, bila menginjak tanah akan terjeblos ke celah-celah akar. Di
daerah ini biasanya terdapat monyet dan berbagai burung. Selanjutnya
pendaki akan sampai di pertemuan jalur yang berasal dari Cangkuang,
tepatnya di shelter VII. Dari Shelter VII jalur sudah mulai agak landai
melewati akar-akar pohon. Sekitar 10 menit kemudian kita akan sampai di
puncak Gunung Salak I.
Disini banyak ditemukan makhluk-makhluk langka |
salah-satu makhluklangka yang ditemukan di gunung salak adalah siluman ijo.. heheh..seperti pada gambar |
Kolor Ijo : Makhluk gunung salak... |
KUTAJAYA / CIMELATI
Jalur Kutajaya atau Cimelati adalah jalur pendakian ke puncak Gunung
Salak yang paling pendek dan paling cepat, namun di sepanjang jalur
pendaki akan sulit menemukan sumber air, sehingga air bersih harus
dipersiapkan sejak dari bawah.
Untuk menuju Kutajaya dari Bogor pendaki naik mobil ke jurusan
Sukabumi turun di Cicurug atau Cimelati. Cicurug adalah kota kecamatan
yang masuk ke wilayah kabupaten Sukabumi, segala perlengkapan pendakian
harus dipersiapkan di sini. Dari pasar Cicurug yang juga merangkap
terminal kita dapat mencarter mobil ke Kutajaya atau naik ojeg.
Kendaraan umum hanya ada di pagi hari, itupun dalam jumlah sangat
terbatas.
Perjalanan dimulai dari desa Kutajaya dengan menyusuri ladang dan
kebun pertanian penduduk, karena banyaknya percabangan maka perjalanan
sebaiknya dilakukan siang hari, usahakan untuk selalu mengikuti punggung
gunung.
Bila agak sulit menemukan jalur bisa mengikuti arah ke air terjun.
Terdapat tanda-tanda yang jelas pada setiap pos, namun tanda-tanda
penunjuk arah menuju puncak sangat jarang. Disepanjang jalur ini tidak
ada tempat yang cukup luas dan datar untuk membuka tenda. Di beberapa
pos terdapat tempat yang cukup untuk mendirikan 1-2 buah tenda ukuran
kecil. Jalur ini jarang dilewati pendaki sehingga kadangkala tertutup
rumput dan dedaunan.
Setelah melintasi ladang pertanian penduduk, pendaki melintasi hutan
yang cukup lebat namun tidak terlalu lembab. Selanjutnya akan dijumpai
pertigaan dari Kutajaya, air terjun dan menuju puncak. Berjalan menuju
ke arah puncak sekitar beberapa ratus meter akan dijumpai Pos 3. Jalur
ini terus menanjak melintasi hutan-hutan yang cukup lebat. Di Pos 4
pendaki akan menemukan percabangan lagi. Di sini terdapat pipa saluran
air, jangan mengikuti pipa saluran air, baik yang ke atas (kiri) maupun
ke bawah (kanan).
Setelah melewati Pos 4 jalur kelihatan cukup jelas dan tidak banyak
percabangan lagi. Dengan berjalan menempuh sekitar 1 jam akan sampai di
Pos 5. Jalur semakin menanjak melintasi hutan lebat dan kadangkala
pendaki harus melintasi akar-akar pohon. Sepanjang jalur Kutajaya ini
pemandangan monoton hanya berupa hutan-hutan, namun pendaki kadangkala
akan melihat satwa-satwa seperti aneka jenis burung, juga suara-suara
monyet, bahkan seringkali rombongan monyet melintasi jalur ini.
Untuk menuju Pos 6 diperlukan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Di Pos 6
terdapat tanah datar yang cukup untuk mendirikan 1 buah tenda. Masih
diperlukan lagi waktu sekitar 1 jam perjalanan untuk menuju puncak
Gunung Salak I.
Penjalanan melewati jalur ini akan sampai tepat di samping makam Mbah
Gunung Salak atau puncak Gunung Salak 1 dengan ketinggian 2.211 mdpl.
PASIR RENGIT
Untuk menuju ke Pasir Reungit dari stasiun Bogor naik mobil angkot
jurusan Bebulak. Kemudian dari terminal Bebulak disambung dengan mobil
jurusan Leuwiliang, turun di simpang Cibatok. Dari Cibatok disambung
lagi dengan mobil angkutan pedesaan ke Gunung Picung atau Bumi
Perkemahan Gunung Bunder yang berakhir di Pasir Reungit.
Untuk menuju puncak gunung Salak I jalur ini merupakan jalur terpanjang karena harus memutar dan melintasi Kawah Ratu.
Jalur pendakian dari Pasir Rengit ini untuk menuju ke Kawah Ratu memiliki medan menanjak dan berbatu melewati air terjun.
Di rute ini dapat dijumpai dua kawah berukuran kecil, yakni Kawah
Monyet dan Kawah Anjing. Pada musim hujan beberapa bagian medannya
berubah menjadi saluran air alami.
Di sekitar Desa Pasir Reungit terdapat perkemahan dan tiga mata air
yakni, Curug Cigamea Satu, Curug Cigamea Dua, dan Curug Seribu, yang
dapat disinggahi sebelum ke Kawah Ratu. Curug Cigamea ini tingginya
kurang lebih 50 meter.
Tidak jauh dari kampung Pasir Rengit, terdapat Curug Ngumpet.
Tumpahan airnya cukup lebar dengan ketinggian sekitar 20 meter.
Sedangkan Curug Seribu memiliki tinggi mencapai 200 meter, dan tumpahan
curug cukup besar dan menyatu, sehingga dari jarak jauh sudah terasa
percikan airnya yang dingin.
Azies (lokasi Tenjolaya kaki Gunung Salak) |
Eq (lokasi Tenjolaya kaki Gunung Salak) |
Ato n Brother (lokasi Tenjolaya kaki Gunung Salak) |