Steve Jobs dilahirkan sebagai anak yang tidak diharapkan lahir dari pasangan yang tidak mampu. Ia kemudian diberikan kepada pasangan lainnya untuk dibesarkan dan dididik dengan lebih baik. Ternyata anak yang tidak diharapkan lahir ini kemudian mengubah dunia dan gaya hidup manusia dengan produk-produk luar biasa.
Apa
yang kemudian menarik dari cerita hidup Steve Jobs dipaparkannya ketika
memberikan pidato di Stanford University, salah satu Universitas terbaik di
dunia. Tentang love and lost. Steve sebagai pendiri Apple dan orang yang sangat
mencintai pekerjaannya, pernah ditendang dari perusahaan yang didirikannya
tersebut, berbulan-bulan setelah itu dia merasa sangat kehilangan sesuatu yang
berharga dalam hidupnya dan merasa ada disorientasi dalam hidup.
Namun
Steve Jobs akhirnya bangkit dan mendirikan dua buah perusahaan besar NEXT dan
PIXAR. Next kemudian dibeli kembali oleh Apple dan menjadikannya kembali
sebagai CEO Apple yang menyelamatkan Apple dari jurang kebangkrutan dan menjadi
perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di sektor teknologi informasi.
Love
and Lost mengajarkan kita untuk tidak mencintai segala sesuatu di dunia ini
secara berlebihan karena suatu saat itu akan hilang. Love and Lost juga
mengajarkan kita untuk tidak berputus asa atas rahmat Allah, karena segala
sesuatu yang buruk menurut kita tanpa kita ketahui itu baik bagi kita.
Steve
Jobs terdeteksi kanker dan divonis mati oleh dokter pada tahun 2004, namun jauh
sebelumnya sejak berusia 17 tahun, setiap pagi ketika bangun tidur, Steve
selalu melihat di cermin dan berkata kepada dirinya sendiri "Suatu saat
kematian pasti akan menimpa diriku, apapun yang terjadi. Seandainya hari ini
adalah hari terakhirku, maka hari ini aku harus bermanfaat kepada orang
lain."
Berbagi
itu Memberi, memberi adalah menanam, setiap yang kita tanam akan bebuah lebih
banyak. itulah rahasia dan keajaiban memberi dan berbagi.
Hati
yg mau memberi dimulai dari hati yg terbuka utk ber empati kpd orang lain yg
memerlukan uluran kasih. Sedangkan hati yang tergerak untuk berempati kepad
orang lain adalah hati yg telah digerakkan oleh ucapan syukur atas apa yg telah
mereka terima selama ini dalam kehidupannya. Baik itu kesehatan,jabatan maupun
kecukupan lainnya. Tantangan seseorang dalam memberi adalah kemampuan diri utk
merendahkan hati guna melayani orang lain. Semakin kuat label yg diberikan
masyarakat kpd seseorang sehing ia menjadi populer, biasanya semakin enggan
pula baginya utk memberikan pelayanan terbaik yg dilandasi dengan ketulusan.
Kecuali bila diikuti dg meningkatnya ketaqwaan kepada Sang Pencipta. Alloh Adza
wajala.
Bukankah
derajat seseorang akan semakin ditinggikan ketika ia mampu merendahkahkan diri
untuk melayani orang lain? Berbuat baik kepada orang yang telah berbuat baik
kepada kita adalah hal biasa dan normatif. Namun berbuat baik dan memberi
kepada orang yg telah berbuat jahat kepada kita adalah hal yang luar
biasa.
Hanya
orang - orang dengan tingkat pemahaman spiritualitas yang tinggilah yang mampu
melakukan hal semacam itu.
Sukses kita dalam menjalani kehidupan ini bukan dari apa yang sedang dan akan kita raih, melainkan sudah seberapa banyak yang sudah kita berikan untuk sesama.
Sukses kita dalam menjalani kehidupan ini bukan dari apa yang sedang dan akan kita raih, melainkan sudah seberapa banyak yang sudah kita berikan untuk sesama.