Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

01 Februari, 2010

Informasi Intelijen, Demo tak Anarkis

Azies-site. Antisipasi pengerahan massa dalam jumlah besar untuk mendemo Program 100 hari pemerintahan SBY-Boediono hari ini, terus diintensifkan kepolisian dan TNI di wilayah Bogor. Polda Jabar dipastikan akan menurunkan tiga satuan setingkat kompi (SSK) untuk mem-back up.

Rencana aksi besar-besaran dengan ratusan ribu massa tidak hanya terjadi di Jakarta. Informasi yang dihimpun Radar Bogor, massa dari berbagai elemen masyarakat dikabarkan juga akan berdemo di Tugu Kujang, Istana Bogor dan di sekitar kediaman pribadi Presiden SBY di Puri Cikeas, Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Kapolwil Bogor Kombes Pol Unggung Cahyono menegaskan, aparat keamanan sudah siap menghadapi demo besar hari ini. Pihaknya berupaya menggunakan cara persuasif mengamankan demo agar tetap berjalan tertib dan aman.

"Dalam pengamanan, personel terdiri dari Polwil, Polresta dan Polres Bogor ditambah kekuatan tiga SSK anggota Polda Jabar," ungkap Unggung kepada Radar Bogor, kemarin. Unggung berharap elemen masyarakat yang berniat bergabung dengan massa di Jakarta sebaiknya membatalkan. Dia mengimbau lebih baik dilakukan di Bogor.

"Yang penting dilaksanakan tertib, aman dan mengikuti aturan," harapnya. Menjelang rencana aksi massa hari ini, dua hari sebelumnya aparat keamanan telah menyebar para intelijennya. Mereka ditugaskan mengumpul berbagai informasi penting terkait rencana aksi tersebut.

"Namun sejauh ini tidak diperoleh informasi yang membahayakan terkait aksi besok (hari ini, red)," ungkap Kasi Intel Korem 061/SK Letkol Chb Wibisana kepada Radar Bogor, kemarin. Wibisana pun berharap semua elemen masyarakat mengambil langkah tepat agar terhindar dari gesekan yang dapat menimbulkan kerugian semua pihak. "Saya yakin aksi besok (hari ini, red) akan berjalan kondusif," tandasnya.

Sementara itu, puluhan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bogor kemarin berdemo di Tugu Kujang. Mereka menuntut KPK menuntaskan masalah Bank Century dan memeriksa seluruh pihak yang terlibat. Mahasiswa juga menolak kebijakan neoliberalisme ekonomi.

"Kami juga menuntut tim ekonomi SBY dirombak dan SBY harus menepati janjinya dalam pemberantasan korupsi dan penegakan supremasi hukum," tegas koordinator aksi lapangan M Iqbal di sela-sela aksinya.
Dia mengatakan aksi tersebut hanya pemanasan dan hari ini aksi lanjutan dengan bergabung bersama ribuan aktivis lainnya di Jakarta. "Besok pagi (pagi ini, red) kami akan aksi lebih besar lagi di Jakarta," ujarnya.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun (BEM UIKA) Hidayatul Mustafid pun membenarkan jika momentum 100 hari kerja pemerintahan SBY-Boediono akan diwarnai unjuk rasa besar-besaran. Sejumlah aktivis kampus lintas perguruan tinggi swasta (PTS) sepakat mengkritisi kinerja pemerintah dalam berbagai bidang.

Hidayat menegaskan, kasus Bank Century, dua dugaan korupsi yang sedang ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) dan Pengadilan Negeri (PN) Bogor harus segera dituntaskan. "BEM swasta se-Bogor Raya akan mengawal terus penanganan APBD Gate dan Bansos Gate sampai tuntas dan tidak boleh ada tebang pilih," tegasnya.

Hidayat menyebut, aktivis kampus yang akan turun hari ini. Di antaranya, dari Universitas Ibn Khaldun (UIKA), Universitas Nusa Bangsa (UNB), Universitas Djuanda (Unida), STEI Tazkia, BSI, STIE Bina Niaga, STIE Kesatuan, UNPAK, STIA Laroiba dan STIA Al-Aulia.

"Kami akan menunjukkan bahwa bukan hanya kampus pelat merah (negeri, red) yang telah memeriahkan perjuangan. Tapi, aktivis kampus swasta juga telah lama turut berjuang dan mulai menunjukkan persatuan dan eksistensinya," ujar ketua BEM yang baru terpilih itu. (and/cr3/dra)
SUMBER: http://www.fajar.co.id/index.php?option=news&id=80346

adds