Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

09 Juli, 2011

Racun itu menyembuhkan ku

Rata Penuh
Suatu hari ada seorang pembantu yang baru bekerja dirumah majikannya, setelah beberapa lama sang pembantu tinggal bersama majikan yang baru, ternyata banyak sekali ketidak cocokan yang dialami oleh pembantu tersebut, kebiasaan di ditempat yang lama sangat jauh sekali dengan kebiasaan ditempat barunya, seringkali ia di salahkan atas pekerjaannya yang kurang baik, terkadang pembantu itu dikritik habis-habisan oleh majikannya, hal demikian membuat pembantu tersebut stres dan merencanakan untuk melakukan sesuatu terhadap majikannya itu.

Hingga suatu ketika pembantu itu pulang kekampung halaman untuk menemui seorang tabib dan mengutarakan maksudnya untuk meracuni sangmajikan, dan ia meminta kepada tabib itu sebuah racun yang mematikan.

Sangtabib memahami kondisi pembantu itu dan dia memberikan beberapa persyaratan kepada pembantu tersebut sebelum memberikan racunnya.
“saya akan menolong, tapi kamu harus mendengarkan dan melakukan semua yang saya minta.
Pembantu itu menjawab,"Baik, saya akan melakukan apa saja yang anda minta." Sangtabin pun lantas masuk kedalam ruangan dan kembali beberapa menit kemudian dengan sekantong ramuan. Dia memberitahu pembanu itu, "Kamu tidak boleh menggunakan racun yang be-reaksi cepat untuk menyingkirkan imajikan mu, karena nanti orang-orang akan curiga. Karena itu saya memberimu sejumlah ramuan yang secara perlahan akan meracuni tubuh majikanmu.

Setiap hari masakkan daging atau sayur dan kemudian campurkan sedikit ramuan ini. Nah, untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang mencurigaimu pada waktu ia meninggal, kamu harus berhati-hati dan bertindak dangan sangat baik dan bersahabat. Jangan berdebat dengannya, taati dia, dan perlakukan dia seperti seorang ratu."
Pembantu itupun sangat senang. Dia kembali ke rumah majikannya dan memulai rencana pembunuhan terhadap sang majikan.

Minggu demi minggu berlalu, dan berbulanbulan berlalu, dan setiap hari, pembantu itu melayani majikannya dengan masakan yang dibuat secara khusus. Pembanu itu ingat apa yang dikatakan sang tabib tentang menghindari kecurigaan, jadi sang pembantu itu pun berusaha mengendalikan emosinya, mentaati perintah sang majikan, memperlakukan majikan seperti keluarganya sendiri dengan sangat baik dan bersahabat.

Setelah eman bulan, seluruh rumah berubah. Pembantu itu telah belajar mengendalikan emosi-nya begitu rupa sehingga hampir-hampir ia tidak pernah meledak dalam amarah atau kekecewaan, begitu pula majikannya. Dia tidak berdebat sekalipun dengan majikannya, yang sekarang kelihatan jauh lebih baik dan mudah ditemani.

Sikap majikan terhadp pembantunya itu berubah, dan dia mulai menyayangi pembantu itu seperti keluarganya sendiri. Dia terus memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa pembantunya itu adalah pembantu terbaik yang pernah ditemuinya.

Pembantu dan majikanya sekarang berlaku sepertu keluarga sungguhan.

Satu hari, pembantu itu datang menemui tabib yang pernah ia kunjungi dan minta pertolongan lagi. Dia berkata, "Tabib, tolonglah saya untuk mencegah racun itu membunuh majikan saya. Keluarga saya sendiri. Saya tidak ingin dia mati karena racun yang saya berikan." Sang tabib itu tersenyum dan mengangkat kepalanya. "kau, tidak usah khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun. Ramuan yang saya berikan dulu adalah vitamin untuk meningkatkan kesehatannya.

Satu-satunya racun yang pernah ada ialah didalam pikiran dansikapmu terhadapnya, tapi semua sudah lenyap oleh kasih yang engkau berikan padanya."

adds