Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

28 Desember, 2011

Berbekal 2 buah pesan dan uang Rp. 500.000,- bisa sekolah sampai Universitas

"Profil Rasfiudin"
Profil Mahasiswa UIKA Peraih Beasiswa Kader Ulama PLN

Menjadi cita-cita setiap orang tua menyekolahkan anaknya setinnggi mungkin. Melihat anak berpendidikan tinggi tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Begitu pula orang tua Rasfiuddin tentu berharap anak-anaknya bisa sekolah sampai ke jenjang yang paling tinggi. Apalagi anak kelima dari sembilan bersaudara ini memang sejak kecil bercita-cita agar suatu saat bisa kuliah.

Anak yang lahir di Desa Walasiho, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara ini sejak SD sudah menjadi bintang kelas. Ini berkat sosok sang ayah yang hanya seorang lulusan (STM) tak henti-hentinya berdo’a kepada Yang Mahakuasa agar kesembilan anaknya bisa menjadi lebih baik darinya, kususnya dalam hal pendidikan.

Mahasiswa yang biasa disapa dengan panggilan Rasfi menjalani pendidikan SD dan SMP dengan lancar tanpa kendala sedikitpun. Ia baru mulai merasakan kendala dalam pendidikan khususnya dalam masalah biaya pendidikan sejak lulus dari SMP. Lulus SMP rasa bahagia dan sedih bersatu dalam hati Rasfi. Bahagia karena bisa lulus dengan nilai yang cukup membanggakan, sedih karena tak tahu akan melanjutkan sekolah ke mana dan biaya dari siapa.

Keempat kakak Rasfiuddin melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah dan tentunya membutuhkan biaya yang besar. Sang ayah yang merupakan petani hanya bisa mengandalkan hasil kebun untuk membiayai kuliah anak-anaknya. Meski demikian, sang ayah menjalani ini semua dengan tulus didampingi istrinya yang terkasih Hasna.

Rasfi yang lahir pada 11 Februari 1990 ini bercita-cita ingin seperti kakak-kakaknya yang melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun rasa haru dan kasihan melihat kondisi orang tuanya yang bekerja keras siang malam terkadang membuatnya tidak sanggup untuk berpisah dengan mereka. Rasfi juga seringkali melihat kedua orang tuanya menjual petakan-petakan kebun dan sawahnya demi membiayai kuliah kakak-kakaknya. Karena itu, kebunnya yang dulu luas kini tidaklah tersisa kecuali beberapa petakan kecil.

Berkat motivasi dari keluarga, Rasfi berangkat ke Kota Pupuk, Bontang di Kalimantan Timur, untuk menuntut ilmu. Orang tuanya hanya membekali Rasfi uang 500 ribu dan dua buah pesan, “Perbaiki hubungan dengan Allah dan perbaiki hubungan dengan sesama manusia.”
Modal yang pas-pasan tidak menghentikan langkah Rasfi sejenakpun dalam perjalanan menuntut ilmu. Beruntung, ia mendapat selalu beasiswa selama mulai SMA sampai lulus karena prestasinya.

Perjalanan panjang yang dilalui putra pasangan Sabaruddin dan Hasna dalam menuntut ilmu tidaklah selalu mudah. Ada banyak pengalaman pahit yang dia lalui untuk menggapai cita-citanya. Tiba di bontang uang 500 ribu dari orang tuanya habis. Untuk kebutuhan sehari-hari, rasfi sering dibantu kawan-kawannya di SMA. Untuk sabun misalnya, kawannya membagi sabun menjadi dua untuk dipakai rasfi. Di hari libur, di saat teman-temannya jalan-jalan, rasfi justru mencari kerja. Rasfi bahkan pernah menjadi kuli bangunan untuk mencari uang.

Perjuangan Rasfi berbuah manis. Kini Rasfi telah menjadi mahasiswa Universitas Ibn Kholdun Bogor, Fakultas Pendidikan Agama Islam jurusan Syariah. Ia sangat bangga bisa kuliah tanpa harus membebani orang tuanya. Beasiswa yang diterimanya dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Pusat, sangatlah membantunya untuk mencapai cita-citanya.

adds