Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

05 November, 2013

UIKA Adakan Pelatihan “Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia”.

Peserta Pelatihan Kepemimpinan Muda Indonesia Malaysia
RELASI Indonesia-Malaysia lewat pemberitaan dan isu-isu Kontroversial memprihatinkan banyak pihak. Apalagi jika melihat kuatnya akar sejarah rumpun melayu baik dari segi sosial maupun keagamaan.

Berangkat dari keprihatinan akan hubungan Indonesia-Malaysia yang seringkali mendapat stigma negative serta adanya kesamaan tantangan yang sedang dihadapi kedua negara seperti liberalisme, sekulerisme, pluralisme Agama dan kapitalisme global, maka Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor bekerjasama dengan Sekretariat Transformasi Serantau (STS), dan Center for Advance Studies on Islamic Sains and Civilization-Universiti Teknologi Malaysia (CASIS-UTM) menggelar pelatihan dan workshop bertema “Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia”.

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Mirah, Hotel Srigunting, dan Komplek Kampus Program Magister Bisnis Institute Pertanian Bogor (IPB) selama 3 s/d 8 November 2013 dirancang sedemikian rupa untuk membangun sebuah visi besar mengenai hubungan Indonesia-Malaysia yang berlandaskan Islam.
Perhelatan yang diikuti oleh 80 mahasiswa dari Indonesia dan Malaysia ini dibuka oleh Datuk Shahlan bin Ismail (Direktur STS). Dalam kesempatan tersebut Rektor UIKA Bogor Dr. H. E. Bahruddin. M.Ag, Prof Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud (Direktur CASIS-UTM) dan Dr. Adian Husaini (Ketua Prodi Pendidikan Islam Pascasarjana UIKA Bogor) memberikan kata sambutan.  Pelatihan diisi oleh para pakar pemikiran dan peradaban Islam dan Melayu, seperti Prof Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud Prof. Dr. Zaini, Prof. Madya Wan Suhaimi Wan Abdullah (Malaysia), Dr. Nirwan Syafrin Manurung, Dr. Adian Husaini , Adnin Armas, MA (Indonesia) dan lain lain.
Visi program Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia adalah untuk melahirkan kader penerus pembangunan umat muslim di ranah Melayu yang sadar akan beratnya tantangan membangun peradaban Islam. Berlandaskan pada ukhuwwah islamiyyah program ini juga diharapkan mampu mengikis batas-batas nasionalisme sempit yang rawan adu domba.

adds