Imam Hasan Al- Bashri berkata :
Aku tahu rizkiku tidak mungkin tertukar dengan rizki orang lain, karenanya hatiku tenang.
Aku tahu Amal-Amalku tidak bisa digantikan oleh orang lain,maka kusibukkan diriku bekerja dan beramal.
· Aku tahu Allah selalu melihatku, karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat.
Aku tahu kematian menantiku, maka kupersiapkan bekal untuk berjumpa dengan tuhanku.
Rezeki itu adalah fadl ( anugerah) dari Allah bukan dari hasil rekayasa akal, seandainya rezeki itu tergantung pada akal tentu makhluk yang tidak berakal (binatang) tidak mendapatkan rezeki, akan tetapi kenyataannya semua makhluk diberi rezeki oleh Allah tanpa terkecuali, itulah bukti bahwa Allah maha pengasih lagi maha penyayang.
Allah telah membagi rezeki dengan seadil-adilnya, karena Ia maha tahu akan kebutuhan hambanya. Jika seandainya semua makhluk diberikan rezeki melebihi kebutuhannya, tentu saja mereka tidaklah bertambah keimanannya melainkan kekufuran dan melampaui batas.
Dan jika Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang
Maka tidak usah takut, rezeki kita tidak pernah tertukar dengan rezeki orang lain. Setiap orang memiliki bagian rezeki masing-masing, ada yang dilebihkan oleh Allah, ada pula yang sederhana, dan ada pula yang serba kekurangan. Semua itu pasti ada pesan hikmah yang ingin disampaikan oleh Allah kepada manusia. Namun sayang hanya sedikit diantara mereka yang mengetahuinya.
Coba bayangkan, seandainya seluruh manusia kaya semua, atau miskin semua, tentu tatanan sosial tidak akan berjalan. Disebut kaya karena masih ada orang yang miskin, dan demikian pula disebut miskin karena ada yang kaya.
Kita tidak perlu memelihara sifat iri dengki terhadap nikmat yang ada ditangan orang lain, karena bagaimanapun rekayasa kita untuk merebut nikmat itu darinya akan berbuah sia-sia. Allah tidak pernah salah alamat dalam mengirimkan rezeki kepada hambanya, hal itu ditegaskan dalam firman-Nya :
Dan janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kalian lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa’ : 32 )