Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

05 Juli, 2018

Generasi muda sibuk tik-tokan, generasi tua sibuk sebar hoax. siapa yang lebih hebat?



he.he. emang ga semuanya sih, masih banyak makhluk yang masih bener,salah-satunya yang baca dengan antusias tulisan ini terus ga sungkan ngesharenya :) semoga tulisan ini bermanfaat, ngeliat fenomena yang lagi rame sekarang, rasaya geli,  gak kuat saya pengen nulis. 

Ceritanya beberapa hari yang lalu, ada yang taging story di IG, dia cuma nyampein liat deh kak, segitunya umatnya Bowo, kata dia.

Saya fikir, yang ngetag saya ngomongin prabowo, tapi pas dilihat ga ada sama sekali prabowonya he.., yang ada satu postingan bocah kecil yang isinya kurang lebih ngajak buat bikin agama baru dimana tuhannya bowo, dia nabinya dan pengikutya adalah seluruh followernya. ternyata bowo yang dimaksud adalah bowo tiktok yang beberapa hari kemudian hal itu jadi betul-betul Virall.

Penomena, anak kecil main tiktok emang bukan barang baru, banyak sudah yang nyoroti media berbagi kreatifitas ini, bahkan hingga tulisan ini diposting aplikasi ini pun sudah di blokir pemerintah dikarenakan banyak menimbulkan keresaham dibanding sisi fositif dari kreatifitasnya yang bisa ditorehkan. intinya aplikasi ini jadi lebih ga terkontrol, karena penggunanya malah lebih banyak anak belia yang belum bisa berfikir lurus, ditambah anak gede yang ga mikir, ingin terkenal tapi cuma bisa pamer paha, dada, pesona, ga mikir pake logika apalagi malu sama ajaran agama, ah pokonya jadi rusuh aja dunia tiktok. 

Lalau kemana peran orang tua, eh ternyata orang tuanya juga sama. Sibuk berdebat, tentang siapa yang salah, siapa yang bener. ikut larut sama konflik bermuara politik.  

Mereka orang tua kumpul dimana? ternyata mereka kumpul di postingan-postingan orang, kalo seneng dia share, kalo ga seneng dia comment, ga jarang mereka saling hujat, saling kritik, bahkan  berantem dipostingan orang-orang. 

Rame dimana lagi, rame di group-group whatsapp, ngapain mereka, sibuk share berita-berita hoax, share artikel yang menurut dia manfaat dan menguntungkan pemikirannya, yang menurut dia asik, dia share, gapeduli sumber dan ke-validan infonya, yang penting posting, mudah-mudahan jadi viral lantas kemudian bisa terkenal.

terus, apa bedanya anak muda sama anak tua kalo semuanya sama sibuk dengan dunianya..?

Mungkin inilah fenomena, bukan masalah tiktoknya, apalagi masalah bowoya, bowo hanya korban dari ketidak tahuan dia, sama tak ada didikan orang tua tentang pentingnya tatakrama, etika apalagi ilmu agama, berhenti hujad dia guys hehe.

Penomena ini harus segera kita sudahi, pemerintah bantu untuk urusi dan para orang tua ayo kembali.
Ayo orang tua, kalian pada dimana,ayo anak muda kalian harus belajar dewasa, masih banyak yang harus kita lakukan, kalo kalian sibuk dengan dunianya masing-masing, ingat kedepan negara ini mungkin bisa digadaikan, jangan cuma koar-koar nyalahin pemerintah tak becus, tapi kemudian kitanya juga ga belajar giat untuk bisa jadi pemimpin hebat.
Negara ini terlalu berharga, bila kamu cuma jadi anak yang hanya bisa joget angat jari dua.
Negara ini terlalu besar jika orang tuanya hanya mampuh berkata-kata kasar.
Negara ini terlalau hebat jika warganya berebut share berita hoax terus rusuh karena debat. Oh came on!

Jadi ingat apa yang pernah disampaikan bung hatta tentang makna merdeka.  Sudah setengah abad  negara kita merdeka, namun hanya merdeka untuk bisa berbuat se-mau kita, bahkan kelewat batas hingga kita terlena, dulu kita memang dijajah secara fisik, namun saat ini kita belum  merdeka juga secara mental. 

Ingat apa yang pernah disampaikan oleh dosen saya dimalaysia, dia cuma berkata, saya iri dengan indonesia, indonesia dirahmati tuhan dengan diberikan segala hal yang tidak ada duanya disunia, sepeti alam yang kaya, budaya dan Bangsa yang raya, adat istiadat dan budaya yang tiada dua,tapi ada satu hal yang belum indonesia miliki dari dibanding negaranya, lantas kemudian saya bertanya, apa Cik Gu? 

Tuhan belum berikan indonesia pemimpin hebat, ditangan pemimpin-peminpin hebat, negara yang gersang pun bahkan bisa jadi subur dan makmur, tapi di tangan pemimpin busuk negara subur dan makmur pun bisa jadi gersang dan terpuruk.  

Catatan
5 Juli 2018


adds