DUNIA pendidikan tidak
selalu paralel dengan realitas dunia kerja. Wajar jika banyak lulusan perguruan
tinggi begitu memasuki dunia kerja langsung terkaget-kaget. Apa yang mereka
pikirkan selama kuliah ternyata sama sekali berbeda dengan kenyataan. Karena
itu, ilmu yang mereka dapat di bangku kuliah seringkali juga tidak banyak
membantu dalam dunia kerja.
Kesenjangan realitas dunia pendidikan dengan dunia kerja inilah yang disebut-sebut sebagai salah satu penyebab terjadinya pengangguran terdidik di Tanah Air. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2012, pada Agustus 2010 jumlah pengangguran terbuka lulusan D-3 mencapai 443,2 ribu orang. Pada periode yang sama 2011 angkanya menurun menjadi 244,6 ribu orang.
Di samping ketersediaan lapangan pekerjaan, kesiapan memasuki dunia kerja juga menjadi salah satu faktor meningkatnya jumlah pengangguran intelektual. Realitas tingginya pengangguran terdidik di Indonesia diperparah dengan minat mahasiswa yang enggan berwirausaha setelah kuliah.
Karena itu, lembaga pendidikan dituntut agar mampu mencetak entrepreneur agar tidak bergantung pada minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Hal ini disampaikan oleh Muchlis., S.Pd.I., M.Pd, pakar pendidikan Universitas Ibn Khaldun Bogor, disela sela aktivitasnya melakukan seleksi masuk calon mahasiswa baru Universitas Ibn Khaldun Bogor tahun akademik 2013-2014.
Oleh karenanya, sebagai mahasiswa diperlukan
sebuah kesiapan mental dalam menghadapi realita dan tantangan kedepan, harus
mulai berfikir bagaimana memenangkan kompetisi bersaing dengan sarjana-sarjana
lain, maka diperlukan tidak hanya IQ yang cerdas, melainkan budaya interaksi
yang baik dengan masyarakat, etika dan kecakapan sosial lainnya, mahasiswa
selain cerdas, ia harus mengerti kultur dan sosial sistem yang ada
dimasyarakat, sehingga ia kedepan bisa diterima.
Adapun beberapa hal yang wajib diperhatikan
oleh mahasiswa agar tidak menjadi pengangguran intelek adalah:
- Belajarlah bukan hanya dari bangku kuliah, tapi carilah pengalaman rill sebanyak-banyaknya.
- Berorganisasilah, karena dengan berorganisasi, akan mengasah intelektualitas, interaksi dan manajemen diri serta waktu.
- Jadilah mahasiswa yang kreatif dan inovatif serta peka terhadap kondisi yang ada.
- Perkaya dan perdalam skill dan kemampuhan diri.