Awalnya dia berhijab karena menghindari terpapar matahari.
VIVAnews - Seorang
wanita non-Muslim di Inggris memutuskan mengenakan hijab, bukan karena
tuntutan agama namun karena kulitnya rentan terhadap matahari. Walaupun
sempat jadi sasaran para pembenci Islam, namun dia mengaku nyaman dengan
pakaian barunya.
Adalah Dennis Queen, 40, yang memutuskan mengenakan hijab setelah dia menderita penyakit Polymorphic Light Eruption (PMLE). Penyakit ini menyebabkan kulit penderitanya mengalami ruam merah yang gatal jika terpapar sinar ultraviolet.
Awalnya, ibu empat anak ini sempat mencoba menggunakan krim tabir surya dan topi lebar, tapi tidak mempan. "Ruam ini gatal luar biasa. Jika digaruk sangat sakit, seperti disengat lebah," ujarnya kepada harian The Express pekan ini.
Akhirnya, dia memutuskan untuk mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh. Pilihannya jatuh pada mode pakaian Muslimah, atau hijab. Pakaian yang menutup seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki ini berhasil membuatnya bisa menghindari sengatan matahari.
"Hijab adalah satu-satunya pakaian yang bisa melindungi saya dari matahari, dan saya menikmati memakainya," kata Queen yang mengaku mendapat dukungan dari teman-temannya yang Muslim.
Pertama kali menggunakannya, dia kaget akan reaksi masyara
"Orang mengira saya Muslim. Tidak masalah. Tapi komentar rasis berdatangan, itu menjijikkan. Saya disebut pengkhianat ras, dan ini membuka mata saya soal perlakuan rasis yang harus dihadapi umat Muslim setiap harinya," jelas Queen.
Kendati demikian, Queen tidak ambil pusing dan menghiraukannya. Dia mengaku menikmati gaya berpakaian baru yang membuatnya lebih percaya diri. Dia mengatakan, hijab ternyata tidak membuat wanita kehilangan daya tariknya.
"Saya tidak merasa kehilangan daya tarik atau kurang feminim karena mengenakan hijab. Saya lebih percaya ciri dan membuat saya lebih memahami seseorang," ujarnya.
Dia berharap orang yang membaca berita tentangnya bisa mengambil keputusan yang sama dengan dia. "Kau tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk pakaian atau obat-obatan khusus. Cukup ambil langkah praktis dan tutupi dirimu." (umi)
kat. Disangka pindah agama, Queen jadi sasaran
penghinaan terhadap Islam, atau yang dikenal dengan Islamofobia. Kini,
dia tahu bagaimana rasanya jadi Muslim, warga minoritas di masyarakat
yang tidak toleran.Awalnya, ibu empat anak ini sempat mencoba menggunakan krim tabir surya dan topi lebar, tapi tidak mempan. "Ruam ini gatal luar biasa. Jika digaruk sangat sakit, seperti disengat lebah," ujarnya kepada harian The Express pekan ini.
Akhirnya, dia memutuskan untuk mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh. Pilihannya jatuh pada mode pakaian Muslimah, atau hijab. Pakaian yang menutup seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki ini berhasil membuatnya bisa menghindari sengatan matahari.
"Hijab adalah satu-satunya pakaian yang bisa melindungi saya dari matahari, dan saya menikmati memakainya," kata Queen yang mengaku mendapat dukungan dari teman-temannya yang Muslim.
Pertama kali menggunakannya, dia kaget akan reaksi masyara
"Orang mengira saya Muslim. Tidak masalah. Tapi komentar rasis berdatangan, itu menjijikkan. Saya disebut pengkhianat ras, dan ini membuka mata saya soal perlakuan rasis yang harus dihadapi umat Muslim setiap harinya," jelas Queen.
Kendati demikian, Queen tidak ambil pusing dan menghiraukannya. Dia mengaku menikmati gaya berpakaian baru yang membuatnya lebih percaya diri. Dia mengatakan, hijab ternyata tidak membuat wanita kehilangan daya tariknya.
"Saya tidak merasa kehilangan daya tarik atau kurang feminim karena mengenakan hijab. Saya lebih percaya ciri dan membuat saya lebih memahami seseorang," ujarnya.
Dia berharap orang yang membaca berita tentangnya bisa mengambil keputusan yang sama dengan dia. "Kau tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk pakaian atau obat-obatan khusus. Cukup ambil langkah praktis dan tutupi dirimu." (umi)
SUMBER: VIVA NEWS.COM