Hi, I'm Azies welcome to my space. This is a documentation of stories and experiences of my life.

26 Desember, 2013

Prostitusi ala mahasiswa..

ilustrasi (plus.google.com)
PRAKTIK prostitusi memang tak mengenal ruang dan waktu.Bisnis esek-esek ini sudah merambah ke segala penjuru, tak terkecuali di kalangan mahasiswa di sejumlah universitas di Bogor. Sebagian oknum generasi intelek ini, tak sedikit yang terjerumus ke dalam jaringan prostitusi. Edi (bukan nama sebenarnya), mahasiswa yang kerap berperan sebagai ‘calo’ wanita panggilan, mengaku mengetahui cukup banyak seluk-beluk bisnis ini. Dia dikenal sebagai penghubung antara wanita yang hendak menjajakan diri kepada para mahasiswa hidung belang.

Meski banyak perempuan yang ditawarkan Edi di bawah usia 20 tahun, mereka bukan berasal dari kalangan mahasiswi. Awal mula perkenalan Edi dengan wanita yang kini menjadi rekan bisnis terlarangnya itu, dimulai dari pergaulan malam di sebuah tempat karaoke di selatan Kota Bogor. Saat itu, Edi diminta memasarkan salah satu dari wanita pemandu lagu di karaoke tersebut untuk dikenalan kepada teman-teman mahasiswa lain.

“Bila dia (wanita komersial) buka harga Rp1 juta, maka saya tawarkan ke pelanggan bisa sampai Rp1,5 juta. Itu pun atas persetujuan wanita komersial tersebut. Bisa diistilahkan sebagai komisi,” papar Edi kepada Radar Kampus. Seiring berjalannya waktu, Edi semakin dalam mengenal wanita yang kebanyakan berasal dari kawasan Cisarua itu. Meski Edi hanya bertugas sebagai calo dan mengantarkan perempuan sampai ke tangan pelanggan, tidak kecil risiko yang juga sempat dialaminya. Suatu malam, sekitar pukul 11:00, Edi mengantar Ayu (nama samaran) ke sebuah Hotel yang sudah di-booking pelanggannya terlebih dahulu.

Tanpa sadar, ternyata saat perjalanannya menuju hotel, ada yang membuntuti sepeda motor yang ditumpangi Edi dan Ayu. Setelah Ayu masuk ke dalam hotel, pria berbadan tinggi menghampiri Edi yang sedang menikmati segelas kopi di warung yang tak jauh dari hotel tempat Ayu melayani pelanggannya. Pria berbadan tinggi itu menegur Edi layaknya orang yang baru berkenalan dan mulai membuka pembicaraan. Pria itu memperkenalkan dirinya kepada Edi, yang ternyata adalah kekasih Ayu. Edi pun kaget dan mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Merasa tak puas dengan penjelasan Edi mengenai Ayu, ia mulai emosi dan segera menelepon Ayu yang sedang di dalam hotel. Ayu sempat mengelak ketika ditanya keberadaannya melalui telepon. Singkat cerita, Ayu akhirnya keluar dari hotel dan dipaksa pulang bersama kekasihnya untuk menyelesaikan masalah mereka. Terpisah dengan cerita Edi, seorang mahasiswa yang masih satu universitas dengan Edi memiliki pengalaman hampir serupa. Edo (bukan nama sebenarnya) kepada Radar Kampus mengaku sudah beberapa kali memasarkan wanita yang minta tolong kepadanya untuk dicarikan pelanggan. “Wanita itu beralasan karena terbentur biaya,” kata Edo.

Meski mendapat komisi hasil dari memasarkan wanita tersebut, dalam hati kecil Edo merasa sedih karena menolong orang dengan cara yang bertentangan dengan hukum. Sungguh ironis, ketika gencar-gencarnya pemberantasan tra cking di Kota Bogor, serangkaian kegiatan gelap mahasiwa tersebut belum ada yang terungkap. Berdasarkan data yang ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB), belum ada kasus yang terdata mengenai prostitusi yang melibatkan mahasiswa. Menurut Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan anak BPMKB, Wiwi Kartiwi, meski belum ada kasus yang terdata, pihaknya mengaku gencar menyosialisasikan tra cking kepada kalangan pelajar. Itu dilakukan dengan mengadakan seminar atau memasang banner di sekolah-sekolah dan membagikan lea et yang di dalamnya menginformasikan bahaya tra cking dan modus-modus yang dilakukan dalam rekrutmen tra cking.

Sementara itu, staf Sekretariat Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Lulu Triana memaparkan kegiatan-kegiatan yang di lakukan P2TP2A dalam mengantisipasi dan menanggulangi masalah perdagangan wanita di kalangan mahasiswa.

“Tra cking merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia. Ini merupakan pelanggaran HAM berat yang mengakibatkan penderitaan sik dan mental korban dan tertular penyakit menular seksual dan menghilangkan masa depan,” ujarnya. Dalam aksi sosialisasi mengantisipasi perdagangan wanita, P2TP2A bekerja sama dengan kampus-kampus di Bogor, salah satunya adalah IPB. Kegiatan antisipasi kebanyakan berupa peringatanperingatan dan pembelajaran dalam seminar di kampus-kampus mengenai modus dalam tra cking.(radkam/fx)

adds