Ahsan Ahmad adalah seorang teknisi sebuah bengkel mobil yang senantiasa
memberikan pelayanan terbaik untuk para pelanggannya. Hampir sebelas
tahun dia bekerja, tapi ia belum juga mendapatkan gaji dan jabatan yang
memadai. Bagi Bang Acan – demikian panggilan pria muda berjenggot itu –
kondisi yang dialaminya tidak menghentikan sikapnya dalam memberikan
pelayanan terbaiknya. Hingga suatu ketika, dia mendapatkan sebuah
undangan dan tiket ke Jakarta untuk menemui seseorang yang mengaku
mengenalnya.
Setelah tiba di stasiun Gambir, ia dijemput oleh seorang pria muda yang tampan. Muhammad Mustaqim, namanya. Namun Ahsan Ahmad betul-betul tidak ingat siapa pria tampan itu. Hingga mereka tiba di tempat parkiran, barulah ia ingat kejadian dua tahun silam. Ingatan Ahsan itu bukan pada Pak Mustaqim, tapi pada mobilnya. Ahsan dapat mengingat mobil milik Pak Mustaqim dengan baik karena di mobilnya ada sticker Islami yang bertuliskan:
SHALAT BERJAMAAH 27 LEBIH BAIK
Kalau bisa pilih 27, kenapa cuman pilih 1?
Ayo shalat berjamaah di masjid!
Menurut Ahsan, selama bertahun-tahun menangani ribuan mobil di bengkelnya, itulah satu-satunya mobil yang paling memberikan kesan khusus untuknya. Sejak melihat sticker Islami yang tertempel di mobil Pak Mustaqim itulah, Ahsan mulai rajin melaksanakan shalat berjamaah di masjid lima waktu. Hingga sekarang… subhanallah.
Mereka kemudian pergi ke sebuah tempat di bilangan Tebet. Sebuah bangunan besar dan megah, yang ternyata adalah bengkel mobil yang siap dioperasikan. Kata Pak Mustaqim, “Ini adalah bengkel yang saya bangun khusus untuk anda. Saya ingin anda menjadi manajer bengkel saya ini.” Ahsan tentu sangat terkejut, dan bertanya: “Kenapa Bapak lakukan semua ini untuk saya?”
“Dua tahun yang lalu, tengah malam mobil saya mogok persis di depan bengkel anda. Walau bengkel sudah tutup, tapi saya nekad mengetuknya. Anda bersedia membukakan pintu dengan sambutan yang ramah dan dengan pelayanan yang sangat memuaskan dalam menangani mobil saya. Anda rela mengorbankan waktu istirahat anda demi menolong orang yang tidak anda kenal dengan pelayanan yang sangat prima. Jika saya harus menunggu siang hari untuk memperbaiki mobil saya, pasti saya akan terlambat menghadiri acara yang sangat penting pada waktu itu. Saat itu juga saya berjanji, suatu saat nanti saya akan membangun sebuah bengkel untuk anda.” Demikian kenang Pak Mustaqim sambil meneteskan air mata.
Dengan berlinang air mata, Ahsan pun mengatakan: “Pak Mustaqim, justeru saya yang harus mengucapkan lebih banyak terima kasih kepada Bapak. Karena sejak kehadiran Bapak, saya merasa mendapatkan keuntungan yang sangat besar berupa motivasi shalat berjamaah di masjid dari sticker Islami yang Bapak tempel di mobil Bapak”.
Hampir bersamaan, kedua pria itu mengucapkan subhanallah…. Allahu akbar! Kemudaian mereka berpelukan erat.
Setelah tiba di stasiun Gambir, ia dijemput oleh seorang pria muda yang tampan. Muhammad Mustaqim, namanya. Namun Ahsan Ahmad betul-betul tidak ingat siapa pria tampan itu. Hingga mereka tiba di tempat parkiran, barulah ia ingat kejadian dua tahun silam. Ingatan Ahsan itu bukan pada Pak Mustaqim, tapi pada mobilnya. Ahsan dapat mengingat mobil milik Pak Mustaqim dengan baik karena di mobilnya ada sticker Islami yang bertuliskan:
SHALAT BERJAMAAH 27 LEBIH BAIK
Kalau bisa pilih 27, kenapa cuman pilih 1?
Ayo shalat berjamaah di masjid!
Menurut Ahsan, selama bertahun-tahun menangani ribuan mobil di bengkelnya, itulah satu-satunya mobil yang paling memberikan kesan khusus untuknya. Sejak melihat sticker Islami yang tertempel di mobil Pak Mustaqim itulah, Ahsan mulai rajin melaksanakan shalat berjamaah di masjid lima waktu. Hingga sekarang… subhanallah.
Mereka kemudian pergi ke sebuah tempat di bilangan Tebet. Sebuah bangunan besar dan megah, yang ternyata adalah bengkel mobil yang siap dioperasikan. Kata Pak Mustaqim, “Ini adalah bengkel yang saya bangun khusus untuk anda. Saya ingin anda menjadi manajer bengkel saya ini.” Ahsan tentu sangat terkejut, dan bertanya: “Kenapa Bapak lakukan semua ini untuk saya?”
“Dua tahun yang lalu, tengah malam mobil saya mogok persis di depan bengkel anda. Walau bengkel sudah tutup, tapi saya nekad mengetuknya. Anda bersedia membukakan pintu dengan sambutan yang ramah dan dengan pelayanan yang sangat memuaskan dalam menangani mobil saya. Anda rela mengorbankan waktu istirahat anda demi menolong orang yang tidak anda kenal dengan pelayanan yang sangat prima. Jika saya harus menunggu siang hari untuk memperbaiki mobil saya, pasti saya akan terlambat menghadiri acara yang sangat penting pada waktu itu. Saat itu juga saya berjanji, suatu saat nanti saya akan membangun sebuah bengkel untuk anda.” Demikian kenang Pak Mustaqim sambil meneteskan air mata.
Dengan berlinang air mata, Ahsan pun mengatakan: “Pak Mustaqim, justeru saya yang harus mengucapkan lebih banyak terima kasih kepada Bapak. Karena sejak kehadiran Bapak, saya merasa mendapatkan keuntungan yang sangat besar berupa motivasi shalat berjamaah di masjid dari sticker Islami yang Bapak tempel di mobil Bapak”.
Hampir bersamaan, kedua pria itu mengucapkan subhanallah…. Allahu akbar! Kemudaian mereka berpelukan erat.
sumber: google+