Sore ini selepas tidur siang yang sebelumnya tak pernah saya punya waktu untuk melakukannya, saya mulai sadar ada beberapa keseharian saya yang berubah..
Perubahan ini bukan terjadi karena diri, melainkan berubah karena situasi.
Siapa sangka makhluk yang tak kasab mata yang mampu merubahnya.
*Corona Virus (Covid19)* yang merupakan virus baru yang belum terdeteksi sebelumnya di tubuh manusia, mampu menumbangkan jutaan orang di dunia yang imbasnya bukan hanya ke penderita, tapi nampak keseluruh manusia termasuk saya.
Darinya, ada banyak hal yang merubah mainset serta habit saya, setidaknya saya lebih aware terhadap prilaku hidup bersih dan sehat, rajin cuci tangan, pilih-pilih makanan, secara suka rela beres-beres rumah agar terasa nyaman bisa tinggal dirumah berlama-lama, dan tetunya banyak waktu dihabiskan dengan keluarga, serta hal-lainnya.
Contoh diatas adalah hal positif yang saya alami, namun apakah ada hal-hal negatif yang terjadi, nampaknya banyak juga.
Setidaknya saya setiap ketemu orang selalu waspada dan curiga, alih-alih takut sama mereka yang memiliki gejala batuk, melihat orang yang ga pake masker aja nampaknya pengen menjauh, walaupun itu temen dan tetangga sendiri.
Tak ada lagi saling sapa, ngobrol hangat, ngumpul akrab dan hal-hal biasa yang sering dilakukan sebelumnya, hal itu menjadi tabu baru.
Kesemua hal yang biasanya dibahas dan dilakukan secara bertemu, kini berevolusi dengan meeting-meeting online yang hanya menggunakan media virtual, dan digital.
Tak ada lagi kata-kata siap atau tidak, karena semuanya dibuat harus mengikuti dengan terpaksa.
Kuliah, sekolah, kerja bahkan ibadah, diubah bentuknya perlahan-lahan lewat media perantara, karena kita oleh pemerintah harus tinggal dirumahaja.
Bahkan sang dosen yang awalnya malas untuk menggunakan WA (Whatsapp) pun ikut berlomba belajar bagaimana caranya menggunakan zoom meeting, yang pada awalnya dibuat kalangkabut dan juga tak kalah bikin pusing.
Dulu selepas lelah beraktivitas, kegiatan yang biasa kita lakukan yang kala itu menjadi pashion trand adalah cari tempat hangout yang cozy serta tak tertinggal yang instagrammable, semua cafe dan tempat makan penuh, jalanan macet dan di sosial media, kita semua berlomba posting tempat dan makanan enak.
Nongrong, becanda, makan dan posting adalah keseharian, tapi kini hal itu sudah jadi kenangan, bahkan saat Ramadhan seperti ini yang biasanya makan dan kumpul lebih sering, malah tak terpikir sedikitpun karena memang sudah tak bisa dilakukan.
Kangen dengan hal itu adalah mungkin, namun dibalik semua itu banyak pelajaran yang bisa kita petik.
Dari pada kengen sama hal yang ga bisa kita lakukan, Mari alihkan perhatian kita pada kepedulian terhadap sesama.